Optika.id - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, menyampaikan pernyataan tajam dalam Festival 16 Kampung Tua pada Kamis (9/11/2023), mengungkapkan isu strategis terkait Rempang.
Rizal membuka tabir mengenai konteks sejarah di balik janji Presiden Jokowi tentang pembangunan pelabuhan besar pada awal 2014 selama kunjungannya ke Beijing. Pada waktu itu, ada penolakan dari gubernur sipil dan militer di Medan terkait usulan tersebut.
Baca juga: Rizal Ramli: Semangat Resolusi Jihad PBNU Sudah Pudar
"Pada awal 2014, Jokowi ke Beijing, berjanji akan membangun pelabuhan besar, termasuk yang akan digunakan oleh angkatan laut China di Medan. Usulan ini ditolak oleh gubernur sipil, dan kemudian diganti oleh gubernur militer. Membebaskan tanah di Medan ternyata bukan perkara yang mudah," ungkap Rizal.
Baca juga: Luhut Serukan Audit Dana LSM, Rizal Ramli: Munafik!
Lebih lanjut, Rizal menyoroti keinginan Jokowi untuk penyelesaian dengan fokus pada Rempang sebagai alternatif Medan. "Pada pertemuan di Chengdu delapan bulan lalu, Xi Jiping mengusulkan untuk fokus pada Rempang sebagai gantinya Medan, asalkan bersihkan dari penduduk lokal," jelasnya.
Rizal menilai situasi ini sebagai bentuk kolonisasi baru dan pengkhianatan yang diarahkan oleh Jokowi. Meski begitu, ia menyampaikan optimisme terhadap perubahan yang akan datang. "Tapi tenang saja, masa kekuasaan Jokowi akan segera berakhir; sebentar lagi, kita akan memperbaiki situasi," tambahnya.
Baca juga: Rizal Ramli Sebut Pemindahan Ibu Kota dengan Alasan Pemerataan Ekonomi Berlebihan
Dalam kritik terpisah, Rizal menyoroti tindakan polisi yang menangkap warga yang membela hak-hak mereka. "Polisi seharusnya tidak berperan sebagai penindas kolonial; orang-orang ini hanya membela hak-hak mereka, namun malah berakhir di balik jeruji," tegasnya. Rizal meminta agar polisi melakukan introspeksi diri dan menuntut pembebasan bagi semua yang dipenjara dalam perjuangan hak mereka.
Editor : Pahlevi