Optika.id - Keputusan Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi cawapres Prabowo Subianto telah meningkatkan ketegangan dalam peta politik menjelang pemilihan presiden 2024. Langkah ini yang diambil oleh putra sulung Presiden Joko Widodo telah menciptakan situasi politik yang tegang.
Langkah Gibran juga telah mengubah sikap PDIP secara drastis. Awalnya, PDIP yang sebelumnya mengaitkan Capresnya Ganjar Pranowo sebagai pengganti Joko Widodo, kini malah aktif memberikan kritik kepada presiden yang sudah dua periode menjabat.
Baca juga: Pertemuan Tertutup Jokowi dan Prabowo: Momen Penting di Solo
"Sebelumnya, hanya poros Anies yang mengkritik program pemerintahan Jokowi, tetapi sekarang poros Ganjar juga bergeser dan ikut mengkritik," ungkap Mohammad Anas RA, Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, pada Selasa (21/11).
Baca juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk
Namun, tidak hanya sampai di situ, Ganjar juga memberikan kritik terhadap penegakan hukum di Indonesia yang menurutnya mengalami penurunan selama kepemimpinan Jokowi. Ia bahkan memberikan penilaian 5 terhadap penegakan hukum dalam 10 tahun terakhir.
Sikap yang diambil oleh PDIP terlihat sebagai ekspresi kekecewaan mendalam kepada Jokowi yang sebelumnya telah mereka dukung. Perseteruan terbuka antara Jokowi dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, tampaknya tidak bisa dihindarkan.
Baca juga: Dosa-dosa Jokowi
"Ada deklarasi perang terbuka yang dilakukan oleh Megawati saat tampil di hadapan publik, dengan pidato yang mengarah pada dugaan tanda-tanda kecurangan dalam Pemilu," jelas Anas.
Editor : Pahlevi