Penyebab Utama Mengapa Banyak Remaja yang Sudah Jompo

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Pernahkah kalian mendengar istilah remaja jompo? Belakangan ini istilah itu disebut-sebut untuk merujuk pada generasi muda usia kerja yang berusia 25 35 tahun yang sering merasa kelelahan dalam kesehariannya.

Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Retno Asti, fenomena remaja jompo ini merupakan masalah orang zaman dulu yang kerap menderita penyakit lutut, nyeri sendi, punggung, sakit diabetes hingga kolesterol.

Baca juga: Mengungkap Mysophobia: Ketakutan Ekstrem terhadap Kotoran

Adapun penyakit remaja jompo ini menurutnya terjadi lantaran penduduk usia muda yang kurang melakukan aktivitas fisik. Di sisi lain, segala kemudahan yang tersedia dengan kemajuan teknologi juga membuat anak-anak muda zaman sekarang menjadi malas bergerak lebih banyak.

Misalnya ya sekarang ada berbagai aplikasi pesan-antar makanan, escalator serta elevator yang harusnya untuk orang yang membutuhkan, dan lain sebagainya, kata Retno dalam keterangannya, Kamis (23/11/2023)

Tak hanya itu, adanya game dari ponsel serta penerapan sistem bekerja dari rumah (work from home/wfh) selama pandemi pun membuat anak-anak serta pekerja usia muda menjadi enggan beranjak dari tempatnya.

Padahal, ujar Retno, manusia seharusnya bergerak atau melakukan aktivitas fisik kurang lebih 150 menit dalam seminggu. Akan tetapi, waktu minimum tersebut kerap tidak tercapai lantaran segala kemudahan yang ada.

Alhasil, kurangnya aktivitas fisik ini dan dibarengi dengan kebiasaan duduk atau rebahan yang terlalu lama dan dengan posisi yang salah, maka akan berakibat dengan penurunan massa otot dan tulang, dan peningkatan lemak dalam tubuh. Alhasil, dari faktor inilah yang kemudian menyebabkan penyakit remaja jompo seperti pegal-pegal, nyeri sendi dan kelelahan.

Faktor lain dalam menyumbang peningkatan penyakit remaja jompo ini adalah kemudahan akses masyarakat kepada fast food alias makanan cepat saji, makan makanan yang tidak sehat, nongkrong berjam-jam hingga budaya minum kopi yang saat ini marak di kalangan anak muda. Selain menyumbang penyakit remaja jompo, hal tersebut juga membuka kran munculnya penyakit lain yang tak kalah berbahaya yakni diabetes, kolesterol hingga stroke di usia dini.

"Akses ke makanan sehat, seperti sayur dan protein sekarang juga semakin sulit. Di perkotaan, karena harga sayur mahal banyak yang beralih ke fast food. Di pedesaan, pegunungan, akses sayur gampang, tapi protein sulit. Harus memelihara ayam atau hewan dulu biar bisa makan protein," tambah Retno. 

Baca juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?

Padahal, ujar Retno, manusia idealnya harus mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang agar tetap sehat. apabila didasarkan makanan dengan konsep Isi Piringku menggunakan piring bulat, maka harus ada minimal empat jenis makanan yang mana setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya diisi dengan makanan pokok, dan lauk pauk.

Maka dari itu, Retno menyarankan agar membangun kebiasaan berjalan kurang lebih 30 menit dalam sehari untuk mencegah penyakit remaja jompo ini. Misalnya, ketika berangkat kerja, anak muda bisa berjalan selama 15 menit untuk menuju ke tempat kerja, kemudian dilanjutkan saat pulang kerja berjalan kaki selama 15 menit.

"Kalau bawa kendaraan sendiri, bisa parkir agak jauh. Jadi bisa jalan. Terus kalau ruangan kantornya ada di lantai 2 atau 3, bisa naik tangga saja. Hitung-hitung sambil olahraga," ujar dia. 

Selanjutnya, dalam mengonsumsi makanan, Retno menegaskan bahwa pemenuhan gizi seimbang merupakan hal yang mutlak.

Baca juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi

"Buat anak kos yang katanya susah makan sayur dan makannya itu-itu aja, sekarang banyak makanan sehat yang dijual di aplikasi pesan antar makanan," kata dia. 

Yang paling penting yakni para kawula muda itu untuk rutin melakukan medical check up setiap satu tahun sekali misalnya tes gula darah atau tensi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa kadar gula darah dan seberapa tinggi tensi anak-anak muda tersebut.

"Kalau sudah terlanjur sakit jompo, konsultasi rutin dengan dokter dan menjalani terapi atau pengobatan dengan baik adalah satu-satunya cara untuk menjaga agar penyakit yang diderita tidak semakin parah," tandas Retno. 

 

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Kamis, 12 Sep 2024 00:47 WIB
Berita Terbaru