Prabowo Ungkap Alasan Mengapa Gibran Tak Hadir dalam Acara Dialog Terbuka Muhammadiyah

Reporter : Danny

Optika.id - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berkesempatan memaparkan visi misi dalam acara Dialog Terbuka di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jumat, (24/11/2023).

"Mas Gibran tidak bisa hadir disini karena bertepatan dengan acara NU, sama di Jawa Timur juga sehingga saya disini sendiri, tidak dengan wakil presiden," kata Prabowo kepada Optika.id, Jum'at, (24/11/2023). 

Baca juga: Presiden Prabowo akan Hadiri Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang

Prabowo mengatakan alasan tersebut usai diberikan kesempatan oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti. Pada saat pemaparan di UMS itu, Prabowo juga didampingi oleh 5 Panelis yang berasal dari Muhammadiyah. 

"Insyaallah kalau Muhammadiyah dan NU sudah mantap. Negara Indonesia juga pastinya akan mantap," urai Capres Koalisi Indonesia Maju itu. 

Baca juga: Kado Awal Tahun: UMP Naik 6,5 Persen, Kesejahteraan Guru Meningkat Signifikan di 2025

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo mengingatkan kepada anak muda untuk terus mengingat dan belajar sejarah. Baginya sejarah sangat penting dipelajari demi kepentingan bernegara dan mengingat jasa pahlawan yang telah memperjuangkan. 

Disela-sela sesi pemaparan, Prabowo pun menceritakan pengalamannya saat menjad anggota TNI pada tahun 1978. Dimana pada saat itu Indonesia baru saja merdeka dari para penjajah.

Baca juga: Rezim Gemoy Tapi Duit Cupet

"Saudara-saudara, saya ingatkan, bukan kita yang lupa mereka dengan kelihaian mereka. Datang untuk berdagang, minta izin buka pos karena bangsa kita ramah. Kedatangan tamu senang. Ibu-Ibu suka menerima tamu kan. Menghormati tamu datang, diterima dengan baik tidak mau pulang. Jangan mau dibohongi terus, sudah ratusan taun dibohongi masa mau dibohongi lagi," ujar capres dengan julukan "gemoy" itu. 

Dalam satu forum, Prabowo pernah berbicara dengan salah satu Duta Besar asal Jepang. "Kita sekarang tidak mau mengizinkan sumber alam kita dijual murah kepada bangsa lain. Kita tidak mau, kita mau pabrik pabrik itu dibuat di Indonesia," pungkasnya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru