Blunder Politik Pernyataan Ade Armando Dianggap Hanya Riak Kecil di PSI?

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Ade Armando kini tengah menuai kontroversi dan kecaman keras dari masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pasalnya, beberapa waktu yang lalu dia mengunggah video di akun X nya yang berisi pernyataan mengenai politik dinasti di Jogja. Adapun video itu diunggah pada Sabtu (2/12/2023) untuk mengomentari aksi mahasiswa yang menolak politik dinasti.

Dalam video tersebut, Ade beranggapan jika aksi mahasiswa itu justru bertentangan dengan praktik mahasiswa yang hidup di DIY. Dirinya juga menyebut bahwa politik dinasti yang sesungguhnya berada di DIY pasalnya pejabat daerah dipilih melalui garis keturunan.

Baca juga: Meneropong Pilkada Sidoarjo: Ujian Kepercayaan Publik

Politik dinasti sesungguhnya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Gubernurnya tidak dipilih melalui pemilu, kata Ade dalam video, dikutip Optika.id, Rabu (6/12/2023).

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik dari Populi Center, Usep Saepul Ahyar menilai jika Ade Armando lagi-lagi melontarkan pernyataan yang menyebabkan blunder politik. Usep menyayangkan sikap Ade yang tidak bisa menahan diri dengan melontarkan pernyataan yang berpotensi sensitive dan menjadi bola panas di masyarakat menjelang Pemilu.

Bagi masyarakat Yogyakarta ini sensitIf dan mudah dikonsolidasi. Saya ikut survei LP3I untuk UU Keistimewaan DIY, dan secara umum masyarakat setuju ditetapkan gubernur dan wakilnya dari unsur Kesultanan Yogyakarta dan Paku Alaman, ujar Usep, kepada Optika.id, Rabu (6/12/2023).

Blunder yang disebabkan oleh Ade ini menurut Usep rawan digoreng oleh rival politik PSI, tempat Ade bernaung. Pasalnya, publik akan memberi cap kepada partai berlogo mawar putih itu sebagai parpol yang tidak sensitive pada sejarah serta keistimewaan daerah di Indonesia, dan tidak menghargai local wisdom semua daerah.

Oleh sebab itu, dia menilai PSI harus gerak cepat dalam menyelesaikan masalah ini agar tidak berkembang makin besar. Kasus ini juga menjadi tantangan bagi Ketua Umum PSI yang baru, Kaesang Pangarep. Pasalnya, sebagai pucuk pimpinan, sambung Usep, dia dituntut untuk bertindak tegas dan menyelematkan marwah PSI di masa pemilu.

Baca juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!

Kalau pintar mengambil ini sebagai momentum, bisa saja membuka momen bahwa, anak muda tapi bijak. Mampu meredam dengan bijak, sekalian sowan ke Sultan, dia kan anak Jokowi, kata Usep.

Senada dengan Usep, Dedi Kurnia Syah selaku Peneliti Indonesia Political Opinion (IPO) menilai jika pernyataan Ade merupakan hal yang sensitive dilontarkan menjelang momen politik saat ini. Apabila tidak segera diredam, maka protes warga DIY kepada PSI akan bereskalasi lalu meluas. Meskipun begitu, perolehan suara PSI di Yogyakarta menurut Dedi tidak akan berdampak banyaknya. Hal ini dikarenakan daerah ini bukanlah basis suara yang besar bagi PSI.

Artinya, Ade Armando tidak akan berdampak apa-apa hanya menjadi riak politik saja, jelas Dedi.

Baca juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Tak hanya Ade, ketokohan Kaesang dan Jokowi juga tidak banyak berpengaruh dalam meredam amarah masyarakat DIY. Buktinya, imbuh Dedi, aksi massa tetap terjadi serta dilakukan langsung di kantor DPW PSI Yogyakarta sehingga gerakan massa tersebut menunjukkan bahwa mereka melawan Kaesang dan tidak dianggap apa-apa.

Lain hal nya dengan Kunto Adi Wibowo selaku analisis politik Universitas Padjajaran (Unpad). Dia menilai jika pernyataan Ade Armando sedikit banyak akan berpotensi mengikis suara pemilih PSI dalam kontestasi pilihan legislative (Pileg) nanti. akan tetapi, dia menilai bahwa hal tersebut tidak terlalu berdampak signifikan lantaran dalam pemilu sebelumnya, perolehan suara PSI di Yogya tidak terlalu signifikan.

Selain itu, ada efek Jokowi dan Kaesang kan sebenarnya karena orang Solo ya. Secara tradisi ada semacam sentimen negatif antara orang Yogyakarta dan orang Solo karena dua-duanya punya keraton, ungkap Kunto.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru