Motif Anies dan Ganjar Mengeroyok Prabowo, Debat Selanjutnya Akan Terulang Kembali?

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Pada debat perdana calon presiden (capres), Selasa (12/12/2023) lalu, Prabowo Subianto dikeroyok bertubi-tubi oleh lawan-lawan politiknya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dengan gagasan-gagasan yang apik, cerdas nan menarik. Usai debat digelar, Prabowo dan timnya keluar dari gedung KPU tanpa bicara sepatah kata pun dengan awak media.

Debat capres masih menjadi bahasan yang menarik hingga hari ini. Pasalnya, masih ada empat sesi berikutnya yang digadang-gadang akan lebih menarik. Menanggapi hal tersebut, Pengamat Komunikasi Politik, Catur Nugroho menilai gencarnya Anies Baswedan menyerang Prabowo Subiantor dalam debat pertama menegaskan posisi dia dan cawapresnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berani melawan kekuatan besar. Pasalnya, dukungan partai politik (parpol) kepada pasangan Prabowo-Gibran adalah yang paling besar, bahkan ditopang oleh Jokowi sendiri.

Baca juga: Presiden Prabowo akan Hadiri Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang

"Maka, Anies ingin menunjukkan dirinya sebagai antitesa dari Jokowi, yang digambarkan sebagai penguasa yang tidak adil dan telah mencederai demokrasi. Selain itu, pendukung Prabowo-Gibran, yang menurut beberapa hasil survei, menempati posisi teratas adalah ceruk konstituen yang besar untuk bisa digerus oleh Anies, terutama pemilih di wilayah Jakarta dan Jabar (Jawa Barat)," kata Catur, Senin (18/12/2023).

Adapun alasan lainnya adalah Anies merasa optimis dalam melaju ke putaran kedua Pilpres. Sebagai informasi, peluang putaran kedua ini digelar apabila tidak ada kandidat yang meraih suara 50%+1 pada Pilpres 14 Februasi 2024 nanti sebagaimana yang dimandatkan dalam Pasal 61 UUD 1945.

"Sepertinya memang Anies sangat percaya diri untuk bisa melaju ke putaran kedua. Sehingga, tidak terlalu menyerang Ganjar karena [pemilihnya] dijadikan target untuk nanti bergabung ketika terjadi pilpres putaran kedua [dan] yang lolos Prabowo dan Anies," ucap dosen Universitas Telkom ini.

Baca juga: Kado Awal Tahun: UMP Naik 6,5 Persen, Kesejahteraan Guru Meningkat Signifikan di 2025

Sementara itu, motif Ganjar yang ikut menghantam Prabowo bertubi-tubi dalam debat perdana tidak bisa dilepaskan dari hijrahnya dukungan Jokowi ke Prabowo padahal Ganjar dan Jokowi merupakan kolega di PDIP. Apalagi, Prabowo-Gibran berpotensi menggerus suara Ganjar di kandang banteng sendiri.

Catur melihat, penetapan Ganjar sebagai capres dari PDIP dari awal berharap agar mendapatkan dukungan dari Jokowi. Namun, Jokowi ternyata justru mendukung Prabowo dan hal tersebut semakin jelas dengan memasangkan Gibran untuk mendampingi Prabowo. Hal tersebut, sambung Catur, kontan membuat Ganjar lebih memilih untuk menyerang Prabowo daripada Anies karena melihat Prabowo mencoba untuk menggasak lumbung suara Ganjar di Jateng dan Jatim.

Lebih jauh, Anies menurut Catur juga mendapatkan insentif dari serangan tersebut lantaran mewakili keresahan dari publik, khususnya terkait ketidakadilan dan pemaksaan hukum untuk kelompok tertentu alias kubu Prabowo. Meskipun demikian, dia memprediksi baik Anies maupun Ganjar tidak akan kembali menghajar Prabowo dalam debat-debat lanjutan nantinya. Pasalnya, ada elektabilitas yang patut dipertimbangkan, khususnya efek boomerang bagi mereka berdua pasca debat nanti.

Baca juga: Rezim Gemoy Tapi Duit Cupet

"Jika paslon 1 dan 3 masih menyerang paslon 2 secara vulgar, justru akan menjadi bumerang bagi Anies dan Ganjar. Simpati masyarakat bisa berkurang jika dalam debat berikutnya masih terjadi saling serang dan bukan adu gagasan," jelasnya.

Direktur Data Politik Indonesia tersebut melihat bahwa masyarakat, khususnya di media sosial, cenderung kurang suka dengan debat yang menjurus penyerangan secara verbal nan terbuka pada paslon lain. hal itu menurutnya akan menimbulkan antipati bagi paslon yang terlalu sering menyerang paslon lainnya dan bukannya beradu gagasan strategis.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru