Usai Debat Perdana, Pak Prabowo Tak Gemoy Lagi

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Penampilan emosional Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dalam debat perdana capres, Selasa (12/12/2023) lalu menyita perhatian publik. pasalnya, Prabowo selama ini mencitrakan bahwa dirinya gemoy atau menggemaskan.

Menanggapi hal tersebut, Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai jika penampilan emosional Ketua Umum Partai Gerindra dalam debat perdana itu melunturkan citra gemoy yang selama ini dibangun oleh kubu paslon nomor urut 2 itu. Menurut Emrus, Prabowo sudah menunjukkan karakter aslinya sebagai calon pemimpin.

Baca juga: Jokowi Presiden: Usai Dilantik, Pak Prabowo Milik Seluruh Indonesia!

"Terlihat ada ketidaksinkronan antara branding gemoy dengan perilaku kemarin ketika debat. Perangai Prabowo semalam mengonfirmasi bahwa itu (karakter emosional) aslinya dia sebelum muncul citra gemoy," kata Emrus, kepada Optika.id, Senin (18/12/2023).

Adapaun julukan gemoy melekat pada Prabowo lantaran dirinya yang kerap spontan berjoget atau menari ketika menghadapi keadaan yang sulit. Salah satu aksi joget viralnya adalah ketika dia berhadapan dengan jurnalis Najwa Shihab dalam acara adu gagasan ala Mata Najwa yang digelar pertengahan September lalu di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Citra gemoy Prabowo baru muncul pada Pilpres 2024 ini. Pasalnya, di Pilpres 2019 lalu Prabowo justru dikenal publik sebagai sosok yang tegas dan cenderung emosional. Misalnya, dalam satu momen kampanye, Prabowo pernah terekam menggebrak podium ketika sedang melakukan orasi.

"Strategi (branding gemoy) ini gagal. Padahal, aslinya bukan begitu (menggemaskan). Harusnya, menurut saya, pencitraan itu harus sejalan dengan perilaku sehari-hari dia. Sehingga, (tidak) terlihat kontradiktif," ucap Emrus. 

Dirinya memperhatikan bahwa perseteruan antara Prabowo dan Anies pada sesi debat perdana secara khusus memberikan kesan tersendiri baginya. Pasalnya, dia mengamati ketika Prabowo mulai menanggapi Anies dengan sapaan Mas Anies. Emrus menilai ada kesan Prabowo meremehkan Anies karena merasa berjasa besar dalam perjalanan karier politik Anies.

Baca juga: Prabowo Minta Kader Tak Jumawa Usai Menang Pilpres 2024

"Dalam perdebatan itu kan terucap kata, 'Mas Anies, Mas Anies!' Itu memiliki makna superior. Pada forum perdebatan formal apa pun, latar belakang itu harus egaliter dan tidak boleh (kandidat) itu memposisikan superior dibanding orang lain," jelasnya. 

Emosi Prabowo juga turut terpantik ketika menanggapi pertanyaan Ganjar perihal dugaan Prabowo yang terlibat dalam kasus pelanggaran HAM berat di masa silam. Prabowo berdalih bahwa serangan semacam itu hanya dipakai oleh lawan politiknya untuk menjatuhkan pamornya.

Maka dari itu, Emrus yakin terkuaknya sisi emosional Prabowo yang jauh dari kata gemoy dalam debat perdana bakal mempunyai dampak elektoral bagi Prabowo. Emrus menegaskan jika performa debat Prabowo tidak akan direspons positif dari sisi persepsi publik.

Baca juga: Mencuat Isu Hubungan Jokowi-Prabowo Retak, Ada Apa Sebenarnya?

Berbeda dengan Emrus, analis politik dari Citra Institute, Yusak Farchan menganggap wajar apabila Prabowo mengungkit jasa Gerindra kepada Anies. Argumentasi Prabowo itu menurut Yusak masih sesuai dengan topik yang diperdebatkan oleh para kandidat.

Yusak menilai jika Prabowo ingin menekankan bahwa sistem demokrasi saat ini masih memberikan ruang oposisi untuk memenangkan pertarungan politik elektoral. Hal itulah yang menyebabkan Anies bisa menang kontestasi Pilgub pada tahun 2017 meskipun melawan kandidat petahana yang didukung oleh Jokowi.

"Saya kira Pak Prabowo tidak keluar konteks karena cakupan demokrasi sangat luas, termasuk soal rekrutmen kepemimpinan politik dalam pilkada. Jika demokrasi tidak bekerja, rasanya sulit bagi oposisi seperti Gerindra dan Pak Anies dulu untuk menang di Pilkada DKI 2017," ucap Yusak.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru