Jakarta (optika.id) - Politikus PDIP Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut bahwa pernah dipanggil Jokowi untuk tawaran menjadi calon kepala Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Namun, Ahok tak menjelaskan secara detail kapan pemanggilan itu dilakukan.
Baca juga: Projo Bantah Dugaan Penjegalan Kotak Kosong Pilkada Jakarta: Tak Benar!
"Jujur saja waktu itu IKN mulai dibentuk, Pak Jokowi sudah panggil saya. Saya salah satu calon Kepala IKN," ujar Ahok di acara bertajuk Ahok is Back! di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024).
Ia mengatakan,
dirinya kemudian memberikan masukan kepada Presiden Jokowi agar membentuk undang-undang terlebih dahulu supaya investor tertarik menggarap pembangunan IKN.
Saya ditanya, sebelum undang-undang (UU), nih. 'Pak, kalau mau investor masuk, langkah pertama harus ada undang-undang IKN, baru orang mau percaya. Terus kedua, kalau mau berdasarkan historis, bicara Trisakti, bicara Nawacita, harusnya IKN itu ada di Kalimantan Tengah, sesuai Bung Karno'," kata Ahok menirukan ucapannya pada Jokowi kala itu.
Kenapa di Kalimantan Tengah? Karena kalau di Kalimantan Tengah, enggak usah bebasin lahan. Lalu bagaimana transportasi? Bikin kereta api, dong, sambungnya.
Baca juga: Kotak Kosong Pilgub Jakarta Jadi Demokrasi Tak Sehat!
Ia mengaku tak mengetahui kenapa akhirnya pemerintah memutuskan IKN berlokasi di Kalimantan Timur.
Tetapi, ia sempat menyarankan ke Jokowi, apabila IKN ingin dibangun di Kalimantan Timur, pembangunannya berlokasi di Balikpapan.
Kenapa (di Balikpapan)? Karena aset Pertamina ribuan hektar (di sana). Itu saja enggak usah beli, ujar Ahok.
Baca juga: Perludem: Bunuh Diri Parpol Jika Usung Calon Tunggal di Pilgub Jakarta
Ahok menduga, lahan di lokasi IKN sekarang sudah dibagi-bagi dan dikuasai banyak orang.
Bagi saya IKN oke, tapi enggak usah ganti lahan. Bisa di Kalimantan Tengah, atau di Balikpapan punya Pertamina, kata Ahok.
Editor : Pahlevi