Jakarta (optika.id) - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Dr M. Wil Jandra MAg mengaku sedih jika wacana kotak kosong dalam kontestasi Pilkada benar-benar terjadi, termasuk di Pilgub Daerah Khusus Jakarta (DKJ) 2024.
Menurut dia, di dalam negara demokrasi seperti Indonesia tidak ada boleh ada kotak kosong dalam pesta demokrasi atau pemilihan langsung. Kita sangat sedih jika itu terjadi, kata Prof Jandra, sapaan akrabnya saat dihubungi, Kamis, (8/8/2024).
Baca Juga: Pramono-Rano Unggul dalam Survei Pilgub DKI 2024, RK-Suswono Menyusul Ketat
Pernyataan tersebut disampaikan Prof Jandra merespons adanya wacana kotak kosong di Pilgub Jakarta yang diduga diprakarsai oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Guru besar di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini menyatakan, jika ada pihak lain yang mengusahakan adanya kotak kosong dengan melobi-lobi partai lain, itu sebenarnya tindakan yang tidak benar. Sebagai akademisi kami sedih, jangan sampai kotak kosong itu terjadi, jelasnya dilansir dari KBANews.
Baca Juga: 7 Politikus KIM Plus Kunjungi Pramono Anung, Siapa Saja?
Menurut Prof Jandra, kotak kosong itu artinya membuang-buang anggaran. Untuk apa ada pilkada jika lawannya kotak kosong. Ini kejanggalan yang besar dalam demokrasi. Itu tekad yang buruk apalagi ini terjadi di Jakarta, kota besar yang merepresentasikan Indonesia, jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur ini mengkritik keras pihak yang menginginkan adanya kotak kosong dalam pemilihan itu bagian dari sikap yang tidak jentelmen. Saya bahasakan dengan lebih keras, itu tindakan yang pengecut, artinya takut ada lawan. Takut ada persaingan, tegasnya.
Baca Juga: Pramono Anung Janji Hidupkan Kembali +Jakarta dan Sentuhan Betawi di Panggung Pilkada DKI 2024
Dia menggarisbawahi, bagaimana pun dalam negara demokrasi harus siap bersaing. Jangan semua dimonopoli, dikuasai. Demokrasi yang indah adalah yang ada lawan, menang dan kalah terserah rakyat yang memilih. Kalau kotak kosong ya tidak ada artinya, paparnya.
Editor : Pahlevi