Sandiaga Ajak Masyarakat Jadikan Sivitas Akademika Panutan

Reporter : Danny

Surabaya (optika.id) - Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Sandiaga Uno, mengajak masyarakat untuk menjadikan sivitas akademikasebagai panutan.

Sandiaga merespons kabar yang menyebutkan sejumlah rektor perguruan tinggi diminta oleh orang yang mengaku polisi untuk membuat video apresiasi terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Mahfud Berikan Pesan ke Pimpinan Parpol dan DPR: Putusan MK Tafsir Resmi Setingkat UU

"Mari kita jadikan sivitas akademika ini sebagai panutan, keteladanan," katanya saat menghadiri kegiatan pelatihan kemasan dan digital marketing di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (8/2/2024).

Menurut Sandiaga, pemerintah seharusnya meminta saran dari para akademisi terkait pembangunan Indonesia, bukan justru meminta mereka mengikuti narasi yang sudah disusun sebelumnya.

"Bukan terbalik kita yang meminta mereka untuk mengikuti narasi kita, tuturnya.

Tapi justru mereka yang memberikan masukan bagaimana membangun ke depan," tambahnya.

Meski demikian, ia mengaku bisa memaklumi tujuan Polri dalam pembuatan video testimoni kebaikan pemerintah, yakni untuk mendinginkan suasana.

Baca juga: Mahfud Singgung Reformasi, Hati-hati Pelihara Kekuasaan!

Namun, lanjut Sandiaga, hal itu harus dilakukan dengan cara yang benar.

"Tentunya para aparat yang menyatakan bahwa itu sebagai cooling down (mendinginkan suasana) kita hormati, tapi dengan cara yang benar," ujarnya.

Selama ini, lanjut Sandiaga, dirinya telah memberi masukan kepada TPN Ganjar-Mahfud agar meminta masukan dari para akademisi. 

"Saya memberikan masukan ke tim dewan pakar kepada TPN, bahwa para akademisi ini guru kita, jadi justru mereka yang harus memberikan ilmu dan wawasan kepada kita," ucapnya, dikutip Kompas.com.

Baca juga: PPP dan Perindo Dukung Prabowo, PDIP: Tak Ada Masalah!

Sebelumnya diberitakan, Rektor Unika Ferdinandus Hindarto mengaku diminta merekam video berisi apresiasi terhadap kinerja Presiden Jokowi.

Permintaan itu, kata dia, diajukan oleh seseorang yang mengaku polisi.

Peristiwa itu terjadi setelah banyak guru besar dan sivitas akademika yang menyampaikan kritik terhadap Jokowi jelang Pemilu 2024.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru