Surabaya (optika.id) - Pengusaha ritel (peritel) mengaku heran dengan banyaknya partai politik (parpol) dan elite politik yang mempunyai banyak stok beras untuk dibagi-bagikan ke masyarakat padahal saat ini beras sedang mengalami kelangkaan di pasaran.
Menurut HR&Corporate Communication Director Transmart, Satria Hamid, dirinya mengaku tidak tahu menahu perihal mekanisme parpol kenapa bisa menyediakan stok beras yang melimpah di tengah kelangkaan pangan saat ini.
Baca juga: Menko Muhadjir: Keluarga Pelaku Judi Online Bisa Peroleh Pendampingan Pemerintah
Saya tidak tahu mereka [parpol] dapat dari mana, tentu media mungkin bisa berinvestigasi, kami tidak mengetahui mekanismenya bagaimana sampai partai politik dapat stok beras itu, kata Satria dalam keterangannya, Senin (12/2/2024).
Di beberapa daerah di Indonesia, sambungnya, saat ini sedang mengalami kelangkaan stok beras sehingga menyebabkan harganya naik. Kondisi ini pun terjadi secara merata baik di retail modern maupun pasar tradisional.
Memang nyata adanya terjadi kelangkaan beras, tidak hanya di retail modern saja, tapi sama di pasar tradisional juga enggak ada, ucapnya.
Baca juga: Anggota DPR Ini Soroti Bansos untuk Penjudi, Kenapa ya?
Harga beras di retail modern atau yang biasa disebut modern trade independent (MTI) mulai bergerak secara liar. Bahkan, ditemukan harga tersebut melampaui jauh dari harga eceran tertinggi (HET) yakni tembus sekitar Rp90 ribu.
Ada yang sampai per 5 kilogram itu kan seharusnya Rp69.500 ada yang Rp72.000, Rp80 ribu, bahkan Rp90 ribuan, karena kita juga melakukan survei juga, ujar dia.
Baca juga: Pilkada Serentak Mendatang, Bansos Jadi Perkara Utama untuk Diawasi
Kelangkaan stok beras saat ini juga masih berlanjut hingga merugikan peritel serta konsumen itu sendiri. maka dari itu, dirinya mendorong agar pemerintah segera turun tangan mengintervensi melalui operasi pasar hingga melakukan impor beras terlepas dari gejolak politik dalam negeri saat ini. Tujuan dari operasi pasar tersebut yakni untuk menstabilkan harga sehingga harga bisa terkerek untuk kembali ke semula dan stok beras pun bisa aman.
Langkah itu bisa efektif hanya masa periode tertentu, harus dipikirkan masa jangka panjangnya karena ini meyangkut dari hulu ke hilir, katanya. Impor beras, sambungnya, juga perlu diperhatikan aliran masuknya demi menjaga stok kebutuhan pangan di pasaran.
Editor : Pahlevi