Pemilu 2024 Diwarnai Narasi Kecurangan, Dua Pakar Enggan Berkomentar Banyak

Reporter : Uswatun Hasanah

Surabaya (optika.id) - Dugaan kecurangan pemilihan umum (Pemilu) 2024 terus menguat. Misalnya, yang terjadi di Sampang. Ditemukan banyak surat suara presiden dan wakil presiden yang tercoblos sebelum waktunya. Temuan dugaan kecurangan tersebut juga bukan hanya terjadi di Sampang, melainkan juga disusul sejumlah temuan dugaan kecurangan lain di Madura.

Salah satunya adalah muncul kegiatan rekapitulasi yang berlangsung sebelum waktu penghitungan yakni jam 11.30 WIB. Selain itu, temuan kecurangan lain Pemilu 2024 juga terjadi di luar negeri yakni Malaysia.

Baca juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Menanggapi hal tersebut, Arfianto Purbolaksono selaku Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute (TII) menilai jika narasi kecurangan sejatinya sudah muncul sejak lama. Kecurangan tersebut dia nilai juga harus dibuktikan dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) perlu menindak dugaan kecurangan tersebut.

Kecurangan itulah yang paling penting untuk dibuktikan sebenarnya. Kecurangannya seperti apa jenisnya, juga penting untuk diperhatikan dan dilampirkan bukti sebagai penguat. Jika satu atau dua tempat atau kejadian unik mungkin bisa dilihat bagaimana nanti penanganan di Bawaslu dan Gakkumdu, kata Arfianto, Rabu (21/2/2024).

Baca juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim

Dirinya mengingatkan bahwa masalah pemilu kali ini tidak hanya soal kecurangan saja, melainkan juga perlu melihat partisipasi publik. Menurutnya publik sudah menggunakan hak pilih mereka dalam pemilu tahun ini. Dirinya tidak berkomentar banyak mengenai dugaan kecurangan pemilu dan lebih menyarankan jika dugaan tersebut harus dibuktikan secara hukum ketika sengketa pemilu di MK.

Kalau narasi-narasi kecurangan yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan pemilu, saya rasa itu harus dibuktikan. Nah, peran Bawaslu juga sangat penting di sini bagaimana proses pengawasan dan juga nantinya di Gakkumdu gitu, kata Arfianto.

Baca juga: 100 Guru Besar UGM Nyatakan Sikap, Ingin KPU Jaga Marwah Jelang Pilkada

Senada dengan Arfianto, Analis Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati enggan berkomentar banyak perihal narasi kecurangan Pemilu 2024. Dirinya hanya berpesan kepada Bawaslu, melalui panitia pengawas pemilu, segera menyelesaikan konflik dan mencegah kecurangan serta mengatasinya dengan adil.

Saya pikir kalau soal dugaan kecurangan ini memang masih perdebatan, sehingga saya pikir peran panwas dan saksi menjadi sangat penting dalam mencegah hal itu, kata Wasisto singkat.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru