Jokowi Gelisah, Parpol Kalah Harus Solid Bentuk Oposisi

Reporter : Uswatun Hasanah

Surabaya (optika.id) - Pertemuan makan malam antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (18/2/2024) lalu memicu berbagai spekulasi liar. Partai Nasdem sedang disebut-sebut mencari sekoci anyar setelah pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) hampir dipastikan gagal menjadi pemenang di Pilpres 2024.

Meskipun sampai saat ini tim hukum timnas AMIN sedang bersiap menggugat hasil Pilpres 2024, namun tidak menutup kemungkinan jika Nasdem nantinya akan hengkang di tengah jalan serta bergabung bersama dengan kubu pemenang, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Untuk diketahui, hasil hitung cepat dari beberapa lembaga survei menunjukkan jika pasangan tersebut unggul dengan total suara 55 58%.

Baca juga: Pertemuan Tertutup Jokowi dan Prabowo: Momen Penting di Solo

Menanggapi hal itu, Peneliti Senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar menilai jika Jokowi saat ini tengah berupaya mempereteli satu per satu kekuatan oposisi dengan cara merayu Nasdem. Pemerintah Prabowo-Gibran menurut Usep kemungkinan tidak akan tahan dengan dengungan dari oposisi sekaliber PDIP dan PKS yang memiliki ideologis kuat nan loyal.

"Oleh karena itu, Nasdem didekati untuk menerima hasil pilpres. Jokowi berusaha untuk mengurangi kekuatan oposis karena nanti susah untuk Prabowo-Gibran dalam mengeksekusi proyek warisan Jokowi,"kata Usep, kepada Optika.id, Sabtu (24/2/2024).

Jokowi, ucap dia, akan mendekati parpol-parpol yang cenderung pragmatis terlebih dahulu untuk diajak bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran. Di sisi lain, Jokowi juga sedang mengupayakan rujuk dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Akhirnya, kalau ada godaan merapat ke pemerintah, ya, akan mudah masuk. Partai di Indonesia masih banyak yang seperti itu, suatu waktu mendukung pemerintah, di lain kesempatan berseberangan, dan nanti bergabung lagi," ucap Usep.

Baca juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk

Maka dari itu, dirinya berharap agar parpol-parpol yang berada di kubu yang kalah tidak mudah tergoda untuk bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran.

"Nasdem jangan ikut bergabung di luar sebagai oposisi saja. Begitu juga dengan PKB dan PPP. Tegas beroposisi saja," jelas Usep. 

Pernyataan Usep diamine oleh Direktur Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah. Menurutnya, saat ini Jokowi sedang merayu Surya Paloh untuk menyeret Nasdem ke gerbong Prabowo-Gibran serta menerima hasil Pilpres 2024 meskipun partainya mendukung pasangan AMIN.

Baca juga: Dosa-dosa Jokowi

"Tentu imbalannya pemutihan bagi semua permusuhan Jokowi-Surya Paloh selama ini. Bukan tidak mungkin Nasdem kembali merapat ke pemerintahan, memperkuat Prabowo, karena memang mereka tidak memiliki persoalan," kata Dedi. 

Pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh dinilai Dedi merupakan tanda kegelisahan Jokowi melihat formasi oposisi yang sangat kuat pasca-Pilpres 2024. Pasalnya, apabila semua parpol yang kalah bergabung, maka jumlah kursinya di DPR bahkan bisa mengalahkan raihan parpol-parpol pengusung Prabowo-Gibran.

"Jokowi ingin membuat pemerintahan Prabowo-Gibran senada dengan masa Jokowi yang minim oposisi. Tawaran berbagai peluang (jabatan) besar kemungkinan akan kembali diobral," ungkap Dedi.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru