Surabaya (optika.id) - Kebutuhan dana yang tidak sedikit yakni sebesar Rp450 triliun untuk program makan siang dan susu gratis dari pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 - Prabowo-Gibran, akan mempersempit ruang fiskal pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025, Kamis (29/2/2024).
Yusuf Wibisono, Direktur Institute for Demographics and Proverty Studies mengatakan bahwa tidak hanya mempersempit APBN di tahun 2025. Program ini juga akan mempersempit APBN di tahun-tahun berikutnya. Pasalnya, program ini akan dijalankan secara bertahap.
Baca juga: Kader Muhammadiyah yang Masuk Kabinet Merah Putih, Siapa Saja?
Tentu beban tersebut akan semakin melambung seiring dengan kebutuhan anggaran program secara penuh pada tahun selanjutnya. Pada tahun pertama diperlukan dana sebesar Rp100-120 triliun, untuk selanjutnya dana yang dibutuhkan pada skala penuh program adalah hingga Rp450 triliun tiap tahun.
Tanpa kenaikan rasio pajak yang signifikan, program makan yang gratis ini akan berdampak pada dua hal, yakni kenaikan utang pemerintah dan defisit anggaran atau pemotongan anggaran belanja tidak terikat.
Baca juga: Ahmad Muzani: Megawati Dipastikan Tak Bisa Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran
Menurut Yusuf, pemerintah akan berpotensi menanggung beban defisit anggaran melebar dan mendekati batas 3ri Produk Domestik Bruto (PDB), jika tidak menekan Belanja Negara yang lainnya seperti belanja infrastruktur untuk proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang sama-sama membutuhkan dana yang besar.
"Program makan siang gratis di APBN 2025 berpotensi meningkatkan defisit anggaran hingga kisaran 2,8ri PDB," kata Yusuf.
Baca juga: Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dikabarkan Dapat Jatah Menteri Kabinet Prabowo-Gibran
Tidak hanya itu, program makan siang gratis ini juga akan melemahkan indikator pertumbuhan perekonomian. Latif Adam, ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut bahwa program ini akan menyerap stok bahan pokok sehingga membuat harga bahan kebutuhan pokok akan naik tinggi.
"Bukan hanya kenaikan beras, tapi juga harga lauk pauknya karena isi program makan gratis bahan pokok semua," kata Latif Adam.
Editor : Pahlevi