Pengamat: Pertemuan Prabowo dengan Megawati Bisa Terjadi Usai Putusan MK

Reporter : Danny

Jakarta (optika.id) - Pertemuan presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai akan terwujud setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan perkara perselisihan hasil pemilu. 

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin,  menilai pertemuan Prabowo dengan Megawati sangat terbuka. 

Baca juga: Pengamat Politik Sebut Pilkada Bukan Pesta Rakyat, tapi Pesta Elite Parpol

Menurutnya tidak ada permasalahan yang membuat pertemuan kedua tokoh partai politik itu terganjal. Sebab keduanya sudah memiliki hubungan yang baik jauh sebelum Pilpres 2024. Bahkan masyarakat mengetahui Prabowo sempat dipilih sebagai pendamping Megawati di Pilpres 2009. 

Ujang memprediksi pertemuan Prabowo dengan Megawati akan terwujud setelah MK memutus perkara sengketa Pilpres 2024. 

"Jadi Megawati enggak ada masalah dengan Prabowo maupun Gerindra. Pertemuan Mega-Prabowo ini sebuah keniscayaan, soal waktu dan momentum saja. Mungkin pasca-putusan MK," ujar Ujang saat dikonfirmasi, Senin (8/4/2024). 

Baca juga: Analis Sebut Wajar PDIP Tak Bersama Anies, Bukan Elektoral Penentu Utama

Ujang menambahkan keinginan Prabowo bertemu dengan Megawati bukan sekadar soal pembagian kursi di pemerintahan, tapi stabilitas politik pemerintahan ke depan. 

Menurutnya Prabowo sangat sadar bahwa pemerintahan ke depan perlu dukungan dari PDI-P yang memiliki kursi terbanyak di DPR RI. Sebab akan sulit bagi Prabowo untuk menjalankan program jika PDI-P membangun poros koalisi di DPR RI. 

Baca juga: Pengamat Sebut Anies Segera Gabung Partai, Tak Selamanya Bisa Independen!

Untuk itu Prabowo merasa perlu bertemu dengan Megawati untuk mendapatkan masukan, terlepas nantinya PDI-P berada di luar pemerintah atau tidak. 

"Itu positif pertemuan kedua tokoh bangsa untuk bangun persatuan kesatuan dan bangun Indonesia lima tahun ke depan. Ujungnya akan ketemu dan tegur sapa. Apakah nanti masuk pemerintah atau jadi oposisi itu pilihan lain," ujarnya. 

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru