Kata Pengamat Soal Golden Tiket untuk Parpol Pilkada Jakarta, Sepertinya Tak Ada!

Reporter : Danny

Jakarta (optika.id) - Pengamat Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam sebut tidak ada satu pun partai politik yang memiliki golden tiket untuk bisa mengusung calonnya pada Pilkada Jakarta.

"Ini sebuah realitas politik karena memang bagaimana pun juga tidak ada partai politik yang memiliki golden tiket untuk mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada yang akan datang," ungkapnya dilihat dalam Dialog Sapa Indonesia Pagi KompasTV.

Baca juga: Pengamat Politik Sebut Pilkada Bukan Pesta Rakyat, tapi Pesta Elite Parpol

Di samping itu, kata Umam, konstelasi di Pilpres 2024 tereplikasi di dalam pertarungan Pilkada November 2024.

"Maka ini yang kemudian harus dihitung betul. Memang berbagai kemungkinan bisa terjadi, misalnya belakangan ini kan agak unik, bagaimana kemudian teman-teman PDI-P menyanjung Mas Anies, itu dalam catatan Sejarah 5-7 tahun belakangan sangat jarang terjadi, tetapi kemudian memunculkan statement-statement itu seolah menjadi sinyal," ujarnya.

"Yang kemudian memungkinkan adalah apakah ini bisa terjadi, dalam konteks meltig point kepentingan, bisa jadi iya."

Baca juga: Analis Sebut Wajar PDIP Tak Bersama Anies, Bukan Elektoral Penentu Utama

Sebab dalam konteks Pilkada, PDI-P dan PKS kemungkinan berada di luar koalisi dan memiliki kepentingan yang sama untuk berhadap-hadapan di Pilkada.

"Tetapi yang kemudian menjadi tantangan adalah Mas Anies tidak menjadi representasi dari kekuatan partai politik, sementara syarat 20 persen dukungan thresold itu real," ungkap Umam.

"Yang kedua karakter basis pemilih loyal di PDI-P dan juga di PKS itu sangat berbeda, masing-masing memiliki basis kekuatan yang cukup kuat, cukup solid, tapi dipisahkan oleh perbedaan ideologis."

Baca juga: Pengamat Analisis Anies dengan PDIP: Unik Tapi Bisa Juga Bunuh Diri

Oleh karena itu, dia menuturkan jika kekuatan PDI-Perjuangan dan PKS dipertemukan pada Pilkada Jakarta menjadi ancaman yang harus diantisipasi ole kedua belah pihak. Situasinya sangat lain, sangat berbeda,"

"Ini yang harus dihitung betul," pungkas dia. 

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru