Jokowi Setelah Lengser Langsung ke Solo, Lalu Tidur, BEM SI: Enak Aja!

Reporter : Pahlevi

Optika.id - Rencana Joko Widodo (Jokowi) setelah lengser dari Presiden Republik Indonesia, pada 20 Oktober 2024, langsung terbang ke Solo kemudian tidur. Koordinator BEM SI (Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia) Satria Naufal Putra Ansar merespon keras: Enak Ajeh!

Jokowi 10 tahun mencabik-cabik, merusak, mengkhianati, mengganggu, merobek-robek esensi reformasi dan Konstitusi dihari dia lengser, dia lalu tidur, enak ajak! Akan kita jegal kata Satria saat bicara dalam podcast Refly Harun Best Statement, Senin (14/10/2024).

Baca juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk

Satria yang juga Ketua BEM Universitas Brawijaya Malang itu bersama elemen mahasiswa dan kekuatan sipil tidak membiarkan Jokowi lengser dengan nyaman. Mereka berusaha memakzulkan Jokowi. Jika gagal memakzulkan maka mereka berusaha menyeret Jokowi ke pengadilan.

Begitu pula terhadap Gibran Rakabuming Raka. Para aktivis gerakan masyarakat sipil itu berusaha menggagalkan pelantikannya sebagai wakil presiden.

Mereka berusaha mengejar Gibran untuk digagalkan pelantikannya. Banyak diantara elemen kekuatan sipil itu juga berharap keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, yang diajukan oleh PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), agar membatalkan pelantikan Gibran sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.

Berbagai elemen masyarakat sipil, mahasiswa, LSM (Lembaga swadaya masyarakat), aktivis konten kreator dan media sosial, tokoh masyarakat dan kampus yang kritis, tokoh politik yang selama 10 tahun mengejar-ngejar Jokowi, kelompok Islam yang kritis kepada Jokowi merencanakan Gerakan besar saat pelantikan Prabowo Subianto sebagai presiden dan pelengseran Jokowi sebagai Presiden Indonesia 2019-2024.

Momen 20 Oktober 2024 dianggap penting karena dinilai sebagai titik akhir kekuasaan Jokowi yang dinilai Satria sebagai presiden yang 10 tahun mencabik-cabik, merusak, mengkhianati, mengganggu, merobek-robek esensi reformasi dan Konstitusi dihari dia lengser. Semua masyarakat menunggu apa yang bakal terjadi saat 20 Oktober 2024 dan setelah itu.

Baca juga: Dosa-dosa Jokowi

Setelah Jokowi lengser apakah Prabowo bisa otonom dari Jokowi atau malahan meneruskan semua perilaku pemerintahan dan agenda Jokowi atau memberi sinyal membuka Jokowi untuk diadili dan dituntut oleh masyarakat sipil? Semua menunggu dan menghitung langkah politik dan hukum untuk menjerat Sang Perusak Konstitusi.

Jokowi dan keluarganya, dinastinya, akan dikejar-kejar oleh berbagai elemen masyarakat sipil. Mereka melakukan countdown (hitung mundur) dimana nanti titik perlawanan, gugatan, tuntutan, pelaporan terhadap Jokowi dan dinastinya (Gibran, Kaesang, dan Bobby Nasution). Tindakan hitung mundur itu menunjukkan betapa pentingnya 20 Oktober 2024 dan tegangnya.

Sejak 7 Oktober massa mahasiswa melakukan Gerakan dari Tuguh 12 Mei di depan kampus Universitas Tri Sakti menuju Kawasan Monas Harmoni yang menuntut 4 hal yaitu (1) pemakzulan Presiden Jokowi, (2) boikot parpol yang tidak mendukung pemakzulan Jokowi, (3) desak para Menteri mundur dari Presiden Jokowi, (4) Menyeruhkan protes diberbagai daerah diseluruh Indonesia.

Baca juga: Jadwal Pilkada Tetap November, Cegah Cawe-Cawe Jokowi?

Di samping itu para mahasiswa itu membawa isu (1) pemilu curang, (2) berantas Korupsi, Kolusi Nepotisme, (3) konflik agrarian, (4) monopoli sumber daya alam, (5) kerusakan lingkungan, (6) Pendidikan mahal, (7) kesehatan mahal dan buruk, (8) kebebasan sipil, (9) keadilan ekonomi, dan kekerasan gender (10) kekerasan apparat dan produk hukum yang bermasalah.

Menurut Satria Gerakan mahasiswa bakal terus berlangsung hingga 20 Oktober 2024, pada saat Jokowi lengser, kemudian digugat dan dipidanakan.

Tulisan: Aribowo

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru