Optika.id - Dalam rangka memperingati Hari Uang RI ke-75, Kementerian Keuangan menyelenggarakan webinar Green Lifestyle dengan mengambil tema Insan Kemenkeu Cinta Tanaman dan Lingkungan Hidup. Tema ini merefleksikan komitmen Kementerian Keuangan untuk mengedepankan Work Life Balance dalam berkinerja, namun di saat yang sama tetap aktif berkontribusi dalam menjaga kualitas lingkungan hidup.
Selama lebih dari satu tahun, Indonesia telah dihadapkan oleh situasi pandemi Covid-19 yang mempengaruhi berbagai aspek mulai dari kehidupan sosial hingga lingkungan. Dampak yang paling signifikan adalah terkait fenomena perubahan perilaku manusia dalam kesehariannya.
Baca juga: Hidrogen Alternatif Bahan Bakar yang Bagus
Menurut konsep Work Life Balance, manusia didorong untuk menyeimbangkan gaya hidup antara pekerjaan dan aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan mental dan fisik. Oleh karena itu, salah satu alternatif yang dapat dilakukan meliputi berkebun dan penanaman pohon.
Seperti yang diketahui sebelumnya, menanam pohon memiliki banyak manfaat bagi alam itu sendiri. Di mana satu pohon dapat menyerap sekitar 28 ton CO2 setiap tahunnya. Sementara itu, ada beberapa kegiatan di rumah yang berdampak pada peningkatan jumlah sampah rumah tangga.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah rumah tangga meningkat 36% selama pandemi. Oleh karena itu, edukasi terkait cara pengelolaan sampah rumah tangga sangat diperlukan.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI 2014-2019 Susi Pudjiastuti mengatakan, bahwa diharapkan anak-anak muda segera muncul untuk memastikan bahwa target -target pemerintah terkait lingkungan dapat terealisasikan. Salah satunya yaitu target pengurangan sampah plastik hingga 75%.
"Jadi anak-anak muda sudah harus mulai mengimplementasikan pengurangan sampah plastik tersebut. Hal itu harus dikampanyekan, di mana seluruh Pemda harus membuat larangannya. Jangan sampai itu hanya janji saja," ujar Susi Pudjiastuti dalam webinar Green Lifestyle, Sabtu (6/11/2021).
Terkait kondisi sungai, Indonesia termasuk dalam 8 dari 11 sungai paling tercemar di Asia. Di mana menempati peringkat ke-2 setelah China yang sampahnya mencemari lautan.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, komposisi sampah di laut Indonesia didominasi oleh sampah plastik yang mencapai 41%. Jika hal tersebut terus dibiarkan, maka akan mengancam ekosistem laut.
"Para pakar memprediksi, jika kita tidak melakukan apapun, maka pada tahun 2050 akan lebih banyak sampah plastik dibandingkan dengan ikan-ikan di laut," ujar salah satu Co-founder Britania Sari dalam diskusi yang digelar secara daring tersebut.
Lebih lanjut, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia, jenis sampah yang mendominasi TPS adalah sampah organik yaitu mencapai 60%. Sedangkan, lainnya adalah plastik sebesar 14%, kertas sebesar 9%, serta 17% sisanya adalah logam, karet, kain dan kaca.
Baca juga: Kenali Tiga Kuliner Fermentasi Asal Asia yang Sudah Mendunia, Ada Khas Indonesia!
Sebagai informasi, Indonesia juga masuk dalam jajaran tiga besar negara yang paling banyak membuang sampah makanan di dunia. Di mana, Indonesia menempati peringkat ke-2 setelah Arab Saudi. Hal itu dikarenakan rata-rata satu orang Indonesia membuang 300 kg makanan layak makan setiap tahunnya.
Britania juga mengungkapkan fakta lainnya yaitu dengan luas mencapai 110 hektar, Bantar Gebang menjadi salah satu tempat pembuangan sampah terbesar di Asia Tenggara. Di mana, setiap harinya TPS ini menerima 7.500 ton sampah dan pada tahun 2021 sudah tidak mampu menampung sampah lagi.
Menurut Britania, kini membuang sampah pada tempatnya tidaklah cukup. Karena, sampah tersebut hanya berpindah tempat, tertimbun, dan menggunung saja.
Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa cara yang dapat dilakukan di antaranya yaitu strategi hidup minum sampah yang meliputi strategi pintu depan, di mana ini merupakan strategi awal mencegah timbulnya sampah. Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu merencanakan, mengurangi, menghindari dan mencari alternatif kegiatan yang tidak menghasilkan sampah. Kemudian, lakukan evaluasi sampah dengan mengecek kegiatan rumah tangga yang menghasilkan sampah dan mencari solusinya.
Untuk mengurangi dan mengatasi sampah sisa organik, langkah yang dapat dilakukan yaitu memasak sesuai dengan porsi keluarga, mengolah makanan sisa menjadi olahan lain, dan memberi makan hewan. Sedangkan untuk mengurangi sampah sasetan, langkah yang dapat dilakukan yaitu membeli dalam kebutuhan rumah tangga dalam ukuran yang besar, berbelanja dengan sistem curah, dan menggunakan sabun alami (lerak). Sementara itu, kita juga bisa mengurangi sampah plastik dengan cara penggunaan botol tumblr dan tisu kain.
Tak hanya itu, ada juga strategi pintu tengah, yang dapat dilakukan dengan cara mengambil makanan dengan porsi secukupnya, menghabiskan makanan agar tidak ada sampah makanan, dan merawat serta memperbaiki benda yang rusak agar memperpanjang usia pakai barang.
Baca juga: 78 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Terseok-Seok
Strategi terakhir yaitu strategi pintu belakang, di mana dilakukan dengan cara mengompos, memilah sampah, menampung minyak jelantah, dan mendaur ulang sampah.
"Dengan demikian, jika ketiga strategi hidup minim sampah tersebut dilakukan maka akan mengurangi jumlah buangan ke tempat sampah," tutupnya.
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi