Kenali Tiga Kuliner Fermentasi Asal Asia yang Sudah Mendunia, Ada Khas Indonesia!

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Kamis, 31 Agu 2023 15:21 WIB

Kenali Tiga Kuliner Fermentasi Asal Asia yang Sudah Mendunia, Ada Khas Indonesia!

Optika.id - Kuliner unik merupakan ciri khas dari daerah tertentu. Dampak dari adanya kuliner ini selain sebagai budaya, juga diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Dalam prosesnya, kuliner juga bisa dimasak dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah melalui proses fermentasi terlebih dahulu.

Baca Juga: Hidrogen Alternatif Bahan Bakar yang Bagus

Tidak bisa dipandang remeh, kini makanan fermentasi mulai populer dan digemari oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Alhasil, makanan tersebut tak hanya menjadi tren kuliner semata, namun juga banyak yang sudah sadar bahwa sebagian besar makanan atau minuman hasil fermentasi ini mempunyai manfaat yang cukup banyak bagi kesehatan, khususnya dalam hal pencernaan.

Hampir setiap negara memiliki makanan hasil fermentasinya masing-masing yang menjadi khas bagi wilayah mereka dan menjadi identitas khusus. Tak hanya di Eropa saja, di beberapa negara Asia pun juga mempunyai makanan tradisional hasil dari fermentasi yang akhirnya disukai, hingga mendunia.

Lantas, apa saja makanan fermentasi asal Asia yang mendunia, populer dan banyak peminat? Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (31/8/2023) ini adalah daftar makanannya.

Kimchi

Apa yang terlintas ketika bicara tentang kuliner dari Korea Selatan? Tentu yang langsung terlintas di pikiran orang adalah kimchi. Ibarat orang Indonesia yang tidak lengkap jika makan tidak ada sambal, maka kimchi bagi orang Korea Selatan adalah hal yang wajib. Bagi masyarakat Korsel, kimchi menjadi hidangan wajib yang mendampingi nasi.

Bahan utama dari makanan ini adalah sayur yang difermentasi menggunakan berbagai jenis bumbu bercita rasa pedas. Sayur yang digunakan untuk kimchi umumnya sawi putih dan lobak.

Adapun racikan bumbu fermentasinya adalah pasta cabai khas Korea (gochugaru), bawang putih, daun bawang, jahe dan pasta hasil fermentasi berbagai bahan seafood khas Korea yang dikenal dengan jeotgal.

Proses fementasi ini memerlukan waktu selama satu hingga dua hari. Saat sudah siap untuk dinikmati, cita rasa dari kimchi ini asam-kecut, pedas, dan menyegarkan.

Natto

Baca Juga: 78 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Terseok-Seok

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Belakangan ini, panganan asal Jepang ini sempat viral karena aromanya dianggap kurang sedap serta membuat beberapa orang mual karenanya.

Natto, menggunakan bahan utama kacang kedelai yang telah direbus semalaman, dan difermentasi dengan bantuan bakteri atau spora khusus bernama Bacillus subtilis.

Natto tidak memerlukan fermentasi yang lama. Sekitar 24 jam dan setelahnya hanya perlu dibiarkan dalam suhu ruang selama dua sampai tiga jam saja sebelum bisa dinikmati.

Masyarakat Jepang yang sudah terbiasa dengan aroma dan rasa dari natto pun mengonsumsinya dengan semangkuk nasi di pagi hari sebagai sarapan.

Tempe

Baca Juga: Anies Baswedan: Indonesia Tak Melulu Harus Jadi Negara Berkembang

Siapa yang tidak kenal dengan panganan sejuta umat asal Indonesia ini? Rasanya mustahil ada yang tidak mengenal tempe karena saat ini tempe sudah mulai mendunia. Tempe pun bisa dibilang menjadi makanan fermentasi yang paling normal apabila dibandingkan dengan dua makanan fermentasi sebelumnya, kimchi dan natto yang memiliki cita rasa kecut, aroma kurang sedap, atau tidak akrab di lidah orang yang memiliki cita rasa berbeda-beda.

Tempe di Indonesia pun sudah menjadi panganan umum yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahan utama dari tempe ini sama seperti natto yakni kedelai. Yang membedakan hanyalah jamur fermentasi yang digunakan berjenis Rhizopus oligosporus atau yang akrab dikenal dengan nama ragi oleh masyarakat Indonesia.

Proses yang dibutuhkan untuk fermentasi tempe juga tidak jauh berbeda dari kimchi dan natto yakni sekitar satu hingga dua hari saja.

Menariknya, tempe yang dulu dikenal sebagai makanan kalangan kelas bawah kini justru populer tidak hanya bagi masyarakat umum Indonesia, namun juga di beberapa negara seperti Korea Selatan, Malaysia, bahkan Jepang.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU