Optika.id, Banyuwangi - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Festival I'm In, seminar dan workshop Intervensi Dini Untuk Anak Cerebral Palsy dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2021 di Kabupaten Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur.
Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (P4TK TK dan PLB) Kemendikbudristek, Abu Khaer mengatakan, kegiatan tersebut sebagai upaya mewujudkan ekosistem yang nyaman tanpa diskriminasi bagi anak-anak berkebutuhan khusus, utamanya anak cerebral palsy.
Baca juga: Tips Ampuh Mengatasi Batuk dan Pilek dengan Bahan-bahan Alami
"Kemendikbudristek menggelar peringatan Hari Disabilitas Internasional untuk meningkatkan pemahaman para orang tua, guru, dan masyarakat bagaimana memberikan intervensi dini terhadap anak cerebral palsy agar mereka bisa tumbuh, berkembang, serta mampu mencapai kemampuan fungsionalnya secara optimal. Sehingga mereka bisa lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain," kata Abu Khaer, Kamis (2/12/2021).
Workshop ini juga diikuti ratusan peserta yang hadir secara langsung maupun secara virtual dari berbagai daerah se-Indonesia. Mereka terdiri dari para guru, orang tua, dan masyarakat umum.
Kinerja sekolah luar biasa (SLB) di daerah Banyuwangi ini juga dinilai baik dalam membantu meningkatkan kapasitas dan kemandirian anak didiknya. Serta, dinilai, Banyuwangi memiliki relawan disabilitas yang aktif, serta memiliki jaringan yang cukup luas.
"Inilah alasan kami memilih Banyuwangi sebagai salah satu lokasi kegiatan. Ini sekaligus sebagai motivasi untuk para relawan dan guru yang selama ini bekerja sepenuh hati melayani dan mendampingi para penyandang disabilitas. Khususnya anak-anak cerebral palsy," ujarnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berterima kasih karena pemerintah pusat telah memilih Banyuwangi sebagai salah satu lokasi Peringatan Hari Disabilitas 2021.
Ia berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cerebral palsy, bagaimana intervensinya, sehingga para penyandang cerebral palsy dapat mengakses hak-hak mereka secara layak, baik di sektor pendidikan, kesehatan dan layanan sosial.
Baca juga: Etika Mengirim Undangan Online agar Rapi & Sopan
"Jadi, bukan hanya orang tua dan guru, tapi masyarakat luas juga harus tahu informasi tentang cerebral palsy. Sehingga tidak ada lagi stigma sosial tentang anak-anak cerebral palsy maupun penyandang disabilitas lainnya yang terkadang membuat mereka ini minder sehingga berbaur, tidak mau bersekolah," katanya.
Ipuk juga meminta agar pemangku kepentingan terkait terus berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Salah satunya, rutin melakukan skrining dan pemeriksaan kesehatan bagi calon ibu dan para remaja. Hal ini sebagai langkah preventif untuk meminimalisir terjadinya kelahiran bayi berkebutuhan khusus.
"Saya minta agar kader-kader posyandu ikut dilibatkan. Posyandu juga harus terus memberikan sosialisasi dan pendekatan kepada ibu hamil bagaimana perilaku yang sehat agar bayi yang lahir juga sehat," tuturnya.
Dalam acara tersebut turut Dihadiri Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Provinsi Jatim, Dr. Suhartono, Founder Global Village Fundation, Andy Bracey dan segenap jajaran OPD terkait di Pemkab Banyuwangi.
Baca juga: Menggali Isu Lokal yang Terpendam Kampanye Caleg
Reporter: Jeni Maulidina
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi