Optika.id, Surabaya - Realisasi pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Timur 2021 menempati peringkat pertama nasional, atau mencapai 103,97 persen.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Adapun target pendapatan sebesar Rp 32,9 triliun, sampai dengan 31 Desember 2021 terealisasi Rp 34,2 triliun.
Baca Juga: APBD Semakin Tinggi, Ketua DPRD Surabaya Harap Kota Pahlawan Maju!
Hal ini patut kita syukuri, karena di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sangat baik, ungkapnya di Gedung Negara Grahadi, Kamis (6/1/2022).
Dari sumber pendapatan daerah, pendapatan asli daerah, mampu memberikan kontrbusi terbesar terhadap pendapatan daerah Pemprov Jatim, pada tahun anggaran 2021, yaitu sebesar 55,23%.
Khofifah pun merinci realisasi pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur pada 2021. Yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang ditargetkan sebesar Rp 17,1 triliun terealisasi sebesar Rp 18,9 triliun atau 110,50 persen.
PAD yang diperoleh terdiri dari Pajak Daerah yang ditargetkan sebesar Rp 14,2 triliun terealisasi sebesar Rp 15,4 triliun atau 108,25 persen.
Pajak yang diperoleh, terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang ditargetkan sebesar Rp 6,4 triliun terealisasi sebesar Rp 6,8 triliun atau 107,41 persen. Kemudian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang ditargetkan sebesar Rp 3,1 triliun terealisasi sebesar Rp 3,8 triliun atau 120,86 persen.
Selanjutnya ada Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) yang ditargetkan sebesar Rp 2 triliun terealisasi sebesar Rp 2,2 triliun atau 108,99 persen.
Baca Juga: Rancang Perubahan Kebijakan Umum, APBD dan KUA Lamongan 2024 Disetujui!
Kemudian Pajak Air Permukaan (PAP) yang ditargetkan sebesar Rp 30 mililiar terealisasi sebesar Rp 38,4 miliar atau 128,03 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terakhir, Pajak Rokok yang ditargetkan sebesar Rp 2,5 triliun terealisasi sebesar Rp 2,4 triliun atau 94,20 persen.
Sementara belanja daerah, dalam Perubahan APBD tahun anggaran 2021 direncanakan sebesar Rp 36,6 triliun, terealisasi Rp 33,7 triliun atau 92,14% yang terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga serta belanja transfer.
Saya berharap realisasi pendapatan daerah yang cukup strategis ini dapat dibarengi peningkatan belanja daerah yang bersifat produktif, sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah diberbagai sektor, imbuhnya.
Baca Juga: Puluhan Kades dan Perangkat Desa di Jember Ramai-ramai Dipanggil Polisi, Ada Apa?
Mantan Menteri Sosial ini optimistis, dengan semakin melandainya kasus Covid-19 di Jawa Timur, ditambah tingkat vaksinasi yang terus meningkat maka pemulihan ekonomi dapat berjalan lebih cepat dan progresif.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi