Mengungkap Ketindihan dari Sisi Medis, Apa Kamu Pernah Mengalaminya?

author Mei Nurkholifah

- Pewarta

Jumat, 14 Jan 2022 12:34 WIB

Mengungkap Ketindihan dari Sisi Medis, Apa Kamu Pernah Mengalaminya?

i

Mengungkap Ketindihan dari Sisi Medis, Apa Kamu Pernah Mengalaminya?

Optika.id - Ketindihan merupakan salah satu fenomena yang sering dikaitkan dengan hal mistis, padahal jika dilihat dari sisi medis terdapat penjelasan tersendiri.

Tak sedikit cerita menyeramkan mengenai seseorang yang terbangun namun tidak bisa bernafas bahkan sampai bergerak.

Baca Juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?

Banyak yang mendeskripsikan hal tersebut dengan makhluk tak kasat mata yang mengganggu mereka.

Berikut Optika.id akan menjelaskan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi:

Sleep paralysis

Dikutip dari Health Talk pada Kamis (13/1/2022), dokter spesialis kesehatan jiwa Prof. DR. Soerojo Magelang, dr. Santi Yuliani, SpKJ, M.Sc., menjelaskan bahwa saat tidur, tubuh memasuki beberapa fase. 

Berfokus pada fase twilight, gelombang otak mengalami perpindahan dari teta ke delta. Saat masuk ke tidur dalam (deep sleep), otak memproduksi dua neurotransmiter, yaitu glisin dan asam gamma-aminobutirat (GABA).

Dokter Santi menjelaskan saat ketindihan terjadi perpindahan yang drastis dari saat sedang tidur (hipnagogik), atau sedang ingin tidur (hipnopompik).

Karena glisin dan GABA aktif sementara mata masih terjaga, otot tubuh terjebak berada dalam keadaan lumpuh. Jadi, pada dasarnya, sleep paralysis disebabkan oleh ketidakstabilan pada glisin dan GABA.

"Namun, manusia ingin jawaban dan ilmu medis dan psikiatri pada zamannya tak bisa menjelaskan fenomena glisin dan GABA. Karena penjelasan mistis lebih mudah beredar dan diterima, maka fenomena ini disebut sebagai ketindihan," ujar dr. Santi.

Selain sleep paralysis masyarakat juga percaya saat ketindihan terjadi tidak sedikit orang yang melihat bayangan hitam atau mendengar langkah kaki tapi tak bisa berbuat apa apa. Fenomena tersebut biasa disebut:

  1. Intruder : Suara gagang pintu terbuka, langkah kaki, bayangan hitam, hingga kehadiran sosok yang berniat jahat di kamar.
  2. Incubus : Tekanan pada dada dan sesak napas seakan akan sedang di lecehkan oleh makhluk jahat.
  3. Vestibular motor : Perasaan berputar putar,  jatuh, melayang, hingga ingin keluar dari tubuh.

Selain itu ada juga beberapa faktor penyebab dari ketindihan tersebut dr Santi mengatakan, penyebab sleep paralysis bisa bermacam-macam. 

Baca Juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi

Dari suara, cahaya, hingga mimpi buruk saat tidur bisa menyebabkan ketindihan. Dengan kata lain, hal-hal yang membuat tubuh mendadak terbangun padahal sistem tubuh belum siap dapat membuat fenomena ketindihan terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 Penyebab pasti tidak diketahui secara pasti. Menurut National Health Service (NHS), Kamis (13/1/2022), ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya sleep paralysis, yaitu:

  1. Insomnia
  2. Gangguan pola tidur (karena bekerja secara shift atau karena jet lag)
  3. Narkolepsi
  4. Gangguan stres pasca trauma (PTSD)
  5. Gangguan kecemasan
  6. Gangguan panik
  7. Riwayat keluarga

Sebagai langkah pencegahan agar tidak ketindihan, dr. Santi mengatakan bahwa kita perlu memperhatikan sleep hygiene. Menurut Sleep Foundation, kita dapat memelihara sleep hygiene dengan cara:

  1. Mengatur jam tidur dan bangun yang konsisten
  2. Hindari begadang
  3. Tidak tidur siang lewat dari jam 3 sore atau lebih dari 90 menit

Mengikuti rutinitas sebelum tidur:

  1. Tidak bermain gadget 30 menit1 jam sebelum tidur
  2. Meredupkan lampu kamar
  3. Mencoba metode relaksasi (yoga, teknik pernapasan, hingga meditasi)

Memelihara gaya hidup sehat:

  1. Terpapar sinar matahari
  2. Menghindari alkohol
  3. Menghindari rokok
  4. Tidak mengonsumsi kafein di sore dan malam hari
  5. Menghindari makan sebelum tidur

Menyesuaikan kamar agar nyaman tidur:

Baca Juga: 5 Perubahan Warna Lidah yang Mengungkap Kondisi Kesehatan Anda

  1. Membeli kasur dan bantal yang empuk serta selimut yang hangat
  2. Atur suhu kamar agar sejuk
  3. Pastikan cahaya atau bising dari luar tidak mengganggu tidur
  4. Mencoba aromaterapi yang membuat rileks sebelum tidur

Selain sleep hygiene, jangan ragu untuk memeriksakan diri bila ada kondisi psikis penyerta seperti anxiety, depresi, atau gangguan mood. Hal ini juga dapat menyebabkan gangguan ketindihan.

Saat sedang dikejar deadline atau mood terganggu seperti sedang sedih atau baru putus cinta, maka sleep paralysis rentan terjadi, pungkas dr. Santi.

Reporter: Mei Nurkholifah

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU