Optika.id - Prof Baging Suyanto telah mencetak rekor dengan lolos ke dalam top 100 Social Sciences Scientist yang dipublikasikan AD Scientific Index beberapa waktu yang lalu.
Index tersebut merupakan sistem peringkat dan analisis berdasarkan kinerja ilmiah dan produktivitas individu dalam 5 tahun terakhir.
Baca Juga: 14 Ribu Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Unair
Penilaian tersebut dilakukan pada 12 bidang keilmuan seperti bidang Pertanian dan Kehutanan, Seni desain, Arsitektur, Bisnis dan Manajemen, Ekonomi dan Ekonometrika, Pendidikan dan Teknologi, Sejarah, Filsafat, Teologi, Ilmu Hukum, Kedokteran, Ilmu Pengetahuan Alam, serta Ilmu Sosial.
Ada sembilan parameter yang dipakai AD Scientific Index dalam penilaian individu, mereka juga memperhitungkan total dari H Index, i 10 Indeks, serta skor kutipan pada Google Scholar selama 5 tahun terakhir.
H Index menjadi tolak ukur bagi seorang ilmuan dalam mengembankan hasil karya keilmuannya, wujudnya meliputi hasil penelitian yang telah dipublikasikan, hak paten atau HKI (Hak Kekayaan Intelektual), bisa juga artikel - artikel yang diseminarkan dalam bentuk jurnal ilmiah baik seminar nasional maupun internasional.
Sedangkan arti dari I 10 Indeks yaitu skor dari seorang peneliti dalam publikasi yang artikelnya telah disitasi (dijadikan bahan rujukan) oleh minimal 10 artikel yang lain.
Seperti misalnya seorang peneliti memiliki i 10 Indeks dengan skor 3, itu artinya bahwa terdapat 3 artikel yang dikutip oleh minimal 10 artikel yang lain.
Baca Juga: Halal Bihalal, Khofifah Ingin Unair Jadi Kampus Top Dunia
Pemeringkatan itu melibatkan 14. 120 institusi di 215 negara. Tersebar di Afrika, Asia, Amerika Utara, Oceania, hingga Amerika Latin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Profesor kelahiran 6 September 1966 itu tak hanya masih ke 100 besar, tapi juga masuk 10 besar di bidang ilmu sosial, tepatnya di peringkat ke-6.
Untuk kedepannya saya belum ada rencana khusus, penghargaan itu hanya tanda saja, saya sangat bersyukur. tapi dapat atau tidak dapat penghargaan bagi saya yang penting saya tetap menulis. Ujar Prof Bagong Suyanto saat diwawancara oleh Optika.id pada Senin (24/1/2022).
Bagong Suyanto akhir - akhir ini gemar menulis mengenai situasi problematik yang terjadi di masyarakat khususnya isu korban tindak kekerasan pada anak, kemiskinan dan efek samping dari pembangunan.
Baca Juga: Berikut Keketatan dan Daya Tampung Prodi Soshum UNAIR
Reporter: Mei Nurkholifah
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi