Optika.id - Langkah progesif dilakukan pengurus Begandring Soerabaia. Komunitas para pegiat sejarah dan budaya yang dibentuk sejak tahun 2018 itu, kini telah mengantongi legalitas dengan nama Perkumpulan Begandring Soerabaia Mbois.
Rabu (26/1/2022) siang, sejumlah tokoh dan pegiat sejarah Begandring Soerabaia menandatagani akta di Kantor Notaris Mohammad Budi Pahlawan SH. Mereka, Nanang Purwono (ketua), Yayan Indrayana (sekretaris), Kuncarsono Prasetyo (bendahara), dan Khotib Ismail (dewan pembina),
Baca Juga: Peringatan 100 Tahun Perjalanan HP Berlage ke Surabaya
Alhamdulillah, legalitas sudah kelar. Kita segera menggeber program-program unggulan di tahun 2022, ujar Nanang Purwono, optimistis.
Menurut dia, Begandring tidak sekadar wadah kumpul-kumpul, tapi memiliki visi dan misi yang jelas. Begandring sudah tidak lagi sekadar menjadi wadah bagi penikmat dan pegiat sejarah, tapi juga untuk para pelestari heritage, jelas jurnalis senior itu.
Sebagai pelestari, terang Nanang, mereka yang tergabung dalam perkumpulan ini sudah tidak lagi berpikir untuk diri dan golongan, tapi untuk kepentingan umum yang lebih luas.
Dalam kiprahnya, sebut Nanang, Begandring memainkan tiga peran. Pertama, peran eksploratif, yakni menggali dan menelusuri jejak jejak sejarah Surabaya. Kedua, peran edukatif, yakni berbagi hasil eksplorasi melalui kegiatan kegiatan positif seperti diskusi publik dan jelajah sejarah bersama masyarakat umum.
[caption id="attachment_14367" align="alignnone" width="300"] Podcast perdana Begandring Soerabaia. (Nanang for Optika)[/caption]
Ketiga, peran advokatif, yakni mendorong pengambil kebijakan atau stakeholders untuk bersama berupaya melalukan pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan sejarah dan cagar budaya, papar Nanang.
Kata dia, Surabaya adalah Kota Pahlawan, kota bersejarah, dan kota berbudaya. Semua itu adalah karakter kota yang nilainya harus dijaga, tidak boleh luntur, apalagi hilang meski kota terus membangun menjadi kota moderen.
Baca Juga: Menyongsong Hadirnya Badan Pengelola Cagar Budaya (BPCB) Kota Surabaya
Karenanya, imbuh Nanang, Begandring memiliki sumbangsih kerangka berpikir yang berdimensi temporal untuk Kota Surabaya. Artinya, dalam membangun Kota Surabaya, sejarah atau masa lalu harus dijadikan salah satu dasar pertimbangan dalam pembangunan sekarang yang berdampak pada masa depan kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sehingga Kota Surabaya di masa depan tidak kehilangan jati diri, tegas Nanang.
Secara ringkas, Nanang menjelaskan dimensi temporal Begandring Soerabaia adalah Do the today for the past, for the sake of the future (Lakukan sekarang atas masa lalu demi masa depan).
Usaia meneken akta notaris, pengurus Begandring Soerabaia meakukan serangkaian kegiatan. Di antaranya, diskusi peninggalan hukum Belanda yang masih digunakan di Indonesia bersama Budi Pahlawan. Dilanjutkan dengan acara podcast Ngobrol Suroboyo yang dipandu Moch. Mahmud (anggota DPRD Surabaya).
Baca Juga: Badan Pengelola Cagar Budaya Masuk Perda Cagar Budaya Kota Surabaya
Begandring juga mengadakan pertemuan dengan Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI) membahas agenda pengembangan dan promosi pariwisata Surabaya berbasis heritage (Heritage Based Surabaya Tourism).
Oleh: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi