Kemendikbud Bantah Kritik FSGI soal Uji Publik Kurikulum Prototipe

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Minggu, 30 Jan 2022 20:38 WIB

Kemendikbud Bantah Kritik FSGI soal Uji Publik Kurikulum Prototipe

i

Kemendikbud Bantah Kritik FSGI soal Uji Publik Kurikulum Prototipe

Optika.id - Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo pun membantah kritik Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang menyebut kurikulum tersebut tak melalui uji publik.

Ia menegaskan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdristek) saat ini sedang melakukan ujicoba kurikulum prototipe pada lebih dari  sekolah penggerak telah melalui uji publik yang memadai kurikulum prototipe yang .

Baca Juga: Nadiem Makarim Ubah Nama Kurikulum Prototipe Jadi Kurikulum Merdeka, Apa Bedanya?

"Uji publik sudah dilakukan beberapa kali, Pak Heru dari FSGI juga hadir," tegas pria dengan sapaan Nino, Minggu (30/1/2022).

Dirinya menyebut, saat ini kurikulum prototipe masih dalam tahap uji coba. Oleh sebabnya, pihak Kemendikbudristek masih menerima masukan dari publik, utamanya dari sekolah dan guru yang melakukan uji coba.

Terkait jumlah anggaran yang disebutkan FSGI sebesar Rp 3 Triliun untuk ujicoba kurikulum prototipe lebih besar ketimbang uji coba kurikulum 2013, Kepala BSKAP Nino mempertanyakan sumber data angka tersebut. 

Berdasarkan data yang diklaim FSG, saat ini sebanyak 2.500 Sekolah Penggerak (SP) dan 18.800 Guru Penggerak (GP) untuk uji coba kurikulum prototipe tahun 2021 telah menghabiskan dana 2,86 T. 

"Tapi angka 3 triliun itu dari mana?" ujar Nino. 

Sebelumnya, FSGI melayangkan kritik atas penerapan kurikulum prototipe. Salah satunya FSGI menuding Kemendikbud tidak melakukan uji publik yang memadai dan transparansi di dalam penerapan kurikulum prototipe.

"Selayaknya sebuah kebijakan strategis yang berdampak luas harus memiliki naskah akademik yang komprehensif. Berdasar pada kajian yang terpublikasi dengan baik dan diikuti adanya uji publik," ujar FSGI dalam keterangan resminya, Jumat (28/1/2022)

FSGI menduga kurikulum prototipe ini dipahami serta dibuat oleh komunitas tertentu untuk diterapkan dalam komunitas tertentu yang disebut 'penggerak', dan disertai perlakuan khusus.

Anggaran kurikulum prototipe sangat besar.

Baca Juga: Mengenal 3 Poin Penting Kurikulum Prototipe, Calon Kurikulum Nasional 2024

Pihak FSGI menyebut anggaran uji coba kurikulum prototipe jauh lebih besar ketimbang uji coba kurikulum 2013.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"FSGI mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengawasi penggunaan anggaran kurikulum prototipe yang mencapai hampir Rp 3 T," ucap Wakil Sekjen FSGI, Mansur.

 FSG mengklaim, saat ini sebanyak 2.500 Sekolah Penggerak (SP) dan 18.800 Guru Penggerak (GP) untuk uji coba kurikulum prototipe tahun 2021 telah menghabiskan dana 2,86 T. 

"Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan anggaran uji coba kurikulum 2013, yaitu Rp 1.46 T untuk 6.326 sekolah dan pelatihan guru secara besar-besaran," terang FSGI. 

Kurikulum Prototipe Sangat berbeda dengan K-13

Wakil Sekjen FSGI Fahriza Tanjung menambahkan karakteristik Kurikulum Prototipe dengan profil pelajar Pancasila memiliki kerangka dasar dan struktur yang berbeda dengan K-13. KI-KD dan KKM telah diganti Capaian Pembelajaran Tahunan atau Fase. Penggabungan IPA dan IPS di SD, hingga penghilangan istilah jurusan di SMA. 

Baca Juga: Kurikulum Prototipe Jadi Kurikulum Nasional Tahun 2024

Fleksibilitas guru dalam melakukan pembelajaran sesuai keragaman kompetensi siswa (teaching at the right level) adalah sesuatu yang fresh dan tidak ada dalam Kurikulum sebelum-sebelumnya. Konsekuensinya, kata dia, seharusnya tidak boleh berlaku dua kurikulum yang sangat berbeda dalam kurun waktu yang terlalu lama. 

"Jika berhasil akan menimbulkan gap yang terlalu jauh antar sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 dengan yang menerapkan Kurikulum prototype, sehingga  berpotensi menimbulkan kegaduhan, ketidakpastian dan permasalahan baru sekaligus beban baru bagi kelanjutan pendidikan Nasional di negeri ini," jelas Fahriza. 

Reporter: Jenik Mauliddina

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU