Peneliti AEPI: Pertamina Bakal Ambruk Sebelum Jokowi Lengser

author Aribowo

- Pewarta

Selasa, 01 Feb 2022 12:40 WIB

Peneliti AEPI: Pertamina Bakal Ambruk Sebelum Jokowi Lengser

i

Peneliti AEPI: Pertamina Bakal Ambruk Sebelum Jokowi Lengser

Optika.id. Jakarta. Salamuddin Daeng, peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), memprediksi jika kondisi PT. Pertamina tidak berubah maka bakal bangkrut sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) lengser 2024. Analisis Salamuddin itu merupakan simpulan dari makalahnya berjudul Pertamina Bisa Bubar Sebelum Jabatan Jokowi Berakhir.

Simpulan itu diambil karena Salamuddin menganalisis laporan keuangan Pertamina, terpapar keuntungan menurun drastis, sementara utang meningkat secara fantastis. 

Baca Juga: Pertamina PTC Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA SMK D3 S1: Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Apabila kedua keadaan ini terus berlanjut maka diperkirakan Pertamina bangkrut lebih cepat sebelum Jokowi turun dari tampuk kekuasaannya, ujar Salamuddin, Senin (31/1/2022).

Kondisi memprihatinkan itu terjadi lantaran Pertamina tersandera oleh berbagai proyek penugasan kekuasaan yaitu dari proyek kilang yang gagal, mega proyek solarisasi sawit, dan gasifikasi batu bara. Dua proyek terakhir sungguh akan menguras kantong Pertamina. Di mana, Pertamina harus membeli minyak sawit sebagai bahan baku pencampur solar senilai Rp100 triliun. Dan, harus membeli batu bara sebanyak 100 juta ton. Nilainya sekitar Rp150 triliun. Demi suksesnya program gasifikasi batu bara. Ini uang besar bagi pendapatan oligarki sawit dan Batubara, urainya.

Persoalannya adalah darimana Pertamina dana sebesar itu? 

Tidak lain dari utang. Pertamina adalah perusahaan yang paling aktif berutang dalam 4 tahun terakhir, tulis Salamuddin. Menurut Salamuddin hutang Pertamina terus bertambah. Dia meyakini, hutang tersebut sulit terbayarkan sampai kapan pun. Utang Pertamina, menurut laporan keuangan pada Juni 2021 mencapai US$41,06 miliar. Angkanya lebih dari Rp 603 triliun. 

Itu belum termasuk hutang yang ditambah dalam 6 bulan terakhir, ringkasnya. 

Baca Juga: Diizinkan Pertamina, Pertalite Subsidi Bakal Dijual di Pertashop

Salamuddin memperoleh data bahwa hutang Pertamina berkembang sangat pesat. Pada Desember 2020 utang Pertamina sebesar US$37,89 miliar. Lebih besar ketimbang 2019 sebesar US$35,86 miliar. Utang Pertamina pada 2018 mencapai US$35,10 miliar, naik ketimbang 2017 sebesar US$30,42 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam kurun waktu kurang dari lima tahun, katanya, hutang Pertamina di era Dirut (Direktur Utama) Nicke Widyawati bertambah US$10,42 miliar, atau setara Rp150 triliun. Sebagian besar berasal dari hutang komersial dalam bentuk global bond.Yang mengenaskan, menurut Salamuddin, ternyata Pertamina mengalami penurunan keuntungan secara konsisten sejak 2017. Dia memprediksi, jika melihat perkembangan berbagai sisi saat ini maka diperkirakan pada akhir tahun 2021 Pertamina akan mengalami rugi. Laporan keuangan Pertamina kalau tidak telat akan ke luar pada Maret atau April 2022. 

Biasanya Pertamina telat mempublikasikan laporan keuangan. Banyak pengamat memprediksi Pertamina akan merugi pada 2021, katanya lebih lanjut. 

Jika hal itu terjadi maka Pertamina bisa bubar lebih cepat. Secara defacto Pertamina masih ada, kantornya masih ada, namun secara de jure Pertamina sudah habis oleh berbagai aturan, proyek, dan program bikinan penguasa, katanya. Di sisi lain ternyata sub holding Pertamina dijual ketengan. 

Baca Juga: Kritik Kinerja Pertamina, Anggota DPR: Tak Ada yang Bisa Dibanggakan

Tulisan Aribowo

Editor Amrizal Ananda Pahlevi

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU