Your Neighbor is Your Market

author optikaid

- Pewarta

Selasa, 08 Feb 2022 01:56 WIB

Your Neighbor is Your Market

i

Your Neighbor is Your Market

[caption id="attachment_9675" align="alignnone" width="300"] Oleh: Cak A. Cholis Hamzah[/caption]

Saya pernah mengikuti Kongres Indonesianis Dunia di Universitas Negeri Yogyakarta bulan Oktober 2016. Acara tersebut terjadi enam tahun lalu, tapi saya perrlu share pengalaman saya itu karena sangat menarik dan penting. Kongres tersebut diisi dengan panel diskusi yang menarik tentang Penguatan Demokrasi (Strengthening Democracy).

Baca Juga: Ini Ide Bisnis Keluarga yang Bisa Dicoba Untuk Tambah Penghasilan di Tahun Baru!

 Ada empat panelis yaitu Letnan Jendral Pur. Agus Widjojo mantan Gubernur Lemhamnas (sekarang Dubes RI untuk Pilipina), Michael Vatkiotis dari Inggris (Center for Humanitarian Dialogue), Shawn Corrigan dari Amerika Serikat (Indonesian In-depth} dan Dr. Siswo Pramono mantan Kepala Badan Penkajian dan Pengembangan Kebijakan Deplu (sekarang Dubes RI untuk Australia merangkap Vanuatu).

Lt.Jendral Purnawirawan Agus Widjojo yang dikenal sebagai salah satu reformis dikalangan TNI menjelaskan secara detail tentang sosiologi bangsa Indonesia, transisi politik dari jaman Orde Baru sampai sekarang ini. Agus menjelaskan tentang bagaimana reformasi dilingkungan TNI menyebabkan kekuatan militer Indonesia ini bersedia untuk stay away from politic atau menjauh dari urusan politik. 

Hal ini adalah suatu perubahan paradigma TNI yang sangat serius dan tidak mudah, sebab selama rejim Suharto berkuasa selama lebih dari 30 tahun, pihak TNI mendapatkan privilege atau keistimewaan khusus di bidang politik dan ekonomi. Pemerintahan Suharto kala itu menunjuk 100 anggota TNI untuk menjadi anggota MPR tanpa dipilih. 

Keistimewaan khusus ini tidak hanya di Pusat tapi juga di seluruh Daerah di nusantara ini. Dapat kita bayangkan sulitnya TNI kemudian bersedia menyerahkan kekuasaan penuh itu pada pihak sipil. Seoang mahasiswa dari Afrika yang duduk di belakang saya membisikkan pertanyaan kepada saya how come Indonesia military were willing to surrender its power to civilians? karena umumnya di Negara-Negara Berkembang seperti di Afrika, pihak militer selalu mengambil kekuasaan bila terjadi kekosongan politik atau political vacuum karena menganggap kaum sipil tidak becus mengurus negara.

[caption id="attachment_15431" align="alignnone" width="300"] (Foto koleksi pribadi: Bersama Letnan Jendral Pur Agus Widjojo)[/caption]

Baca Juga: Bisnis Media dan Percetakan Bakal Raup Cuan Saat Pemilu Nanti

Let. Jendral Agus juga menjelaskan tentang karakter demokrasi di Indonesia yang senantiasa berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa sendiri. Bukan berarti Indonesia menolak demokrasi; namun beliau menjelaskan take the seed of apple from everywhere, but plant it in our soil. Pak Agus mengatakan bahwa nilai-nilai demokrasi bisa diambil dari manapun di dunia ini, tapi harus disemaikan di Indonesia sendiri berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beliau mengatakan demikian dengan meng-ibaratkan kita mengambil bibit buah apel dari manapun di dunia ini, tapi harus di tanam di tanah kita sendiri sesuai dengan karakter tanah kita itu.

Yang tak kalah menariknya adalah pendapat dari Dr. Siswo Pranomo, alumni FH Unair dan Australian National University, tentang pentingnya posisi Indonesia, Asia dalam percaturan politik dan ekonomi global. Diplomat karir yang pernah menjadi wakil Dubes RI di Jerman ini menjelaskan bahwa dimasa depan dunia akan fokus pada Asia dan Asia Tenggara (ASEAN) karena berbagai kemajuan yang mengagumkan. 

Beliau mengatakan bahwa di kawasan Asia ini your neighbor is your market atau negara tetangga adalah sejatinya pasar yang menarik dan penting. Dia mencotohkan kalau di negara-negara Timur Tengah misalnya, negara tetangga adalah musuh bukan pasar untuk produknya; misalnya Saudi Arabia bertempur dengan negara tetangga Yaman dan berseteru dengan Iran, Turki berseteru dengan Siria, Lebanon dengan Israel. 

Baca Juga: Menahan Godaan Paylater: Bikin Anak Muda Untung atau Malah Buntung?

Di kawasan lain misalnya India berseteru dengan tetangganya Pakistan, di kawasan Amerika Selatan juga begitu. Karena itu kawasan Asia dan Asia Tenggara merupakan kawasan yang strategis  bagi dunia.

Pendapat-pendapat yang menarik dari kedua panelis terkemuka di atas sangatlah penting bagi para calon Indonesianis yang hadir dalam acara Kongres Dunia Indonesianis ini; karena pendapat-pendapat itu akan membuka wawasan akan pentingnya Indonesia di kancah percaturan dunia. 

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU