Khofifah Menjadi Capres/Cawapres 2024 atau Maju Gubernur Lagi?

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Jumat, 25 Feb 2022 01:54 WIB

Khofifah Menjadi Capres/Cawapres 2024 atau Maju Gubernur Lagi?

i

Dok: Optika.id/Jenik Mauliddina

Optika.id - Kontestasi menuju pemilihan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tahun 2024 sudah menunjukkan gejolaknya, beberapa lembaga survei merilis nama-nama calon yang memiliki potensi sebagai kandidat RI 1 dan RI 2.

Menanggapi fenomena tersebut, Lingkar Studi Demokrasi Indonesia (LiDI) menilai ada nama tokoh yang belum menunjukkan gaungnya. Namun dinilai memiliki kapabilitas yang kuat sebagai Capres atau Cawapres, Yakni Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

"Khofifah tidak pernah terlibat dalam dugaan korupsi, tidak terlibat konflik sumber daya alam, tidak pernah menggunakan agama dan konflik SARA, tidak :berisik' di media. Mestinya Khofifah menjadi nomor satu menjadi calon presiden dan bukan lagi menjadi Cawapres?" ujar Direktur Eksekutif LiDI, Ainul Muttaqin, di Surabaya Kamis (24/2/2022).

Dalam forum Diskusi yang bertajuk "Menakar Peluang Khofifah dalam Pilpres 2024", LiDI menilai potensi kepemimpinan nasional berasal dari tiga jalur kepemimpinan, yaitu: (1). kepala daerah; (2). politisi/ketua umum partai; (3) menteri

Hal itu ia nilai sudah masuk dalam diri Khofifah. Sebagai Gubernur perempuan pertama Jatim, Khofifah mampu membuat Jatim zero desa tertinggal dan mampu masuk 10 besar status Indeks Desa Membangun (IDM) Mandiri. Jatim termasuk provinsi dengan jumlah Desa Mandiri terbanyak di Indonesia.

"Hal tersebut juga dibarengi dengan turunnya angka. kemiskinan sebesar 313,13 ribu jiwa dengan jumlah tertinggi nasional. Selain itu juga, catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Indeks Kebahagiaan Jawa Timur tahun 2021 tertinggi se Jawa-Bali. Mengalahkan Jakarta dan provinsi di Jawa lainnya," jelasnya

LiDI menyebut kerja kepala daerah dengan bonus demografi yang demikian melimpah, melalui strategi kreatif dan inovatif sebagai kuncinya. Berbagai program inovatif yang membuat desa-desa di Jatim bisa berdaya. Ada program Sekolah Pemerintah Desa, Desa Devisa, program One Village One CEO dan program-program menarik lainnya menjadi satu indikator penting dalam menatap suksesi kepemimpinan nasional dalam Pemilu 2024 mendatang.

"Dua kali menjabat menteri, anggota DPR RI, pemimpin organisasi wanita terbesar, gubernur wanita pertama Jatim. Jika dilihat dari track record Nama-nama yang muncul saat ini, tidak ada yang mengalahkan pengalaman birokrasi Khofifah," tukasnya.

Pada acara tersebut, LiDI kemudian melihat bagaimana peluang Khofifah dalam kontestasi politik nasional pada tahun 2024. Dan potensi Khofifah Menjadi kuda hitam di Pilpres 2024.

Peluang Khofifah Menurut Pakar

Pakar Politik Universitas Airlangga, Aribowo mengatakan, Khofifah adalah sosok pemimpin yang baik dilihat kinerja selama ini, hanya saja memiliki elektabilitas dan tingkat kepopuleran yang masih rendah.

"Dari survei yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga survei, nama Prabowo, Ganjar, dan Anies selalu menjadi teratas, lalu Khofifah masih berada di kisaran 5-1% saja dalam hal elektabilitas, ini jauh masih kurang," ujarnya.

Baca Juga: Tiga Srikandi Siap Maju dalam Kontestasi Pilkada Jatim Mendatang

Berkaca dua kegagalan Khofifah pada pertarungan Pilgub Jatim, ia menilai dulu hal itu disebabkan Khofifah lambat tampil. Namun di Pilkada ketiganya ia bisa membalikkan keadaan dengan skema yang baik dalam waktu singkat. Serta dapat membalikkan keadaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Artinya jika Khofifah ingin maju menjadi capres atau cawapres bisa saja. Ada waktu sekitar dua tahun perlu digunakan sebaik mungkin. Prestasinya dan programnya perlu di-blow up dan mungkin akan ada satu titik itu bisa mengangkat nama Khofifah," tukasnya.

Keunggulan yang Bisa Dimanfaatkan Khofifah

Hal senada diucapkan Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya, Agus Mahfud Fauzi. Dia mengatakan, Khofifah memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh nama-nama populer yang muncul dalam lembaga survei saat ini.

"Sosok pemimpin perempuan memiliki tempat yang strategis bukan menjadi kelemahan malah menjadi kelebihan yang bisa dimanfaatkan Khofifah. Di samping dia sudah menjadi pemimpin dan masa muslimat NU yang kuat," tuturnya.

Ia menambahkan catatan, Khofifah harus segera memilih mau melaju ke nasional atau akan bertarung kembali dalam pertarungan Pilkada Jatim.

"Harus cepat memutuskan mau jadi capres dan vawapres atau cagub lagi. Ini penting, jangan sampai tertinggal dengan yang lainnya," ujarnya.

Baca Juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim

Direktur PUSAD Universitas Muhammadiyah Surabaya, Satria Unggul Wicaksono memberikan catatan, Khofifah memiliki komunikasi politik yang baik dengan semua elemen. Ditambah investasi politik mulai dari usia 27 tahun sudah menjadi DPR RI, itu bukan hal yang main-main.

"PR-nya adalah bagaimana elektabilitas Khofifah bisa naik agar mendapatkan rekomendasi dari parpol. Namun posisi Khofifah masih dilema karena masih menjadi pemimpin daerah satu periode. Saya harap oligarki di pusat dan politik biaya mahal jangan sampai terjadi di Khofifah," pungkasnya.

Reporter: Jenik Mauliddina

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU