Menjawab kedunguan Permadi Arya tentang Masjidil Aqsa

author optikaid

- Pewarta

Selasa, 01 Mar 2022 14:13 WIB

Menjawab kedunguan Permadi Arya tentang Masjidil Aqsa

i

Menjawab kedunguan Permadi Arya tentang Masjidil Aqsa

[caption id="attachment_14301" align="alignnone" width="118"] Ruby Kay[/caption]

"Bismillahirrahmanirrahim. Ya Allah, lindungi hamba dari kebodohan akhir jaman"

Baca Juga: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza, Ini Tanggapan Muhammadiyah

Dengan gayanya yang pongah, Permadi Arya alias Abu Janda menulis bahwa Masjidil Aqsa baru rampung 'dibangun' pada tahun 715 masehi. Sedangkan Nabi Muhammad SAW sendiri sudah wafat pada tahun 632 masehi.

Secara eksplisit, Permadi Arya sebenarnya ingin mengatakan bahwa Al Isra ayat 1 tidak sinkron dengan keberadaan Masjidil Aqsa. Wong masjidnya sendiri baru selesai dibangun tahun 715 M. Jadi bagaimana mungkin Nabi Muhammad SAW menjadikan tempat yang belum eksis sebagai landasan peristiwa Isra' Mi'raj?

Astaghfirullah, beginilah kalau manusia berotak dangkal, menganalisa sejarah cuma sebatas kulit luar. Sudah begitu dengan sombongnya merasa benar.

Hal pertama yang harus dipahami oleh tiap muslim adalah yang berkubah emas itu bukanlah masjidil Aqsa, melainkan Dome of Rock (kubah Syahkrah) yang dibangun saat masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan dari dinasti Umayyah. Kubah Syahkrah itu selesai dibangun tahun 691 M. Masjid Al Aqsa sendiri warna kubahnya biru tua, berhadapan dengan dome of rock tadi.

Apakah klaim Permadi Arya bahwa Masjid Al Aqsa baru selesai dibangun pada tahun 715 M adalah benar? SALAH BESAAARR!!

Yang sebenarnya terjadi adalah pada tahun 709-715 M dilakukan pemugaran/renovasi/perluasan besar-besaran terhadap kompleks Baitul Maqdis oleh khalifah Abdul Malik. Sama seperti kompleks Ka'bah (Masjidil Haram) di Mekkah, yang selama ribuan tahun sejak didirikan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah dipugar, direnovasi dan diperluas beberapa kali.

Orang Islam menyebut ritus peribadatan dikota Yerusalem itu sebagai Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis.
Orang Yahudi menyebutnya Har Ha Bayit.
Orang Kristen menyebutnya Bait Suci.

Lalu siapa yang pertama kali mendirikan Baitul Maqdis alias Har Ha Bayit alias Bait Suci?

Orang Yahudi mengklaim bahwa Ha Ha Bayit dibangun oleh King Solomo (Nabi Sulaiman) yang merupakan anak Nabi Daud pada tahun 957 SM.

Namun beberapa hadits shahih meriwayatkan bahwa Baitul Maqdis didirikan 40 tahun setelah Nabi Ibrahim membangun Ka'bah, yang dipercaya ummat muslim sebagai tempat ibadah pertama dimuka bumi yang awalnya digagas oleh Nabi Adam.

Cikal bakal Baitul Maqdis ini bertahan hingga tahun 586 SM. Saat Yerusalem dikuasai oleh bangsa Babilonia, Baitul Maqdis dihancurkan oleh Raja Nebukadnezar. Selain itu, bangsa Babilonia juga mengusir bani Israil dari Yerusalem.

Tahun 19 SM, Raja Herodes yang berkuasa atas Yerusalem kembali merenovasi Baitul Maqdis. Tapi kembali dihancurkan oleh bangsa Romawi pada tahun 70 M yang saat itu masih menganut paganisme.

Tahun 590 M, kaisar Yustinianus yang saat itu sudah memeluk agama Kristen kembali merenovasi Baitul Maqdis, lalu tak jauh dari situ ia membangun gereja bunda Maria.

Tahun 690-691 M, khalifah Abdul Malik bin Marwan memugar Baitul Maqdis dan menambahkan kubah Shahkrah (dome of Rock). 709-715 M, kembali sang khalifah melakukan renovasi dan perluasan terhadap kompleks Baitul Maqdis.

Baca Juga: Israel Larang UNRWA: Ancaman Baru bagi Pengungsi Palestina

746 M, gempa bumi dahsyat melanda Yerusalem dan menghancurkan kompleks Baitul Maqdis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

753 M, khalifah Abu Ja'far Al Mansyur dari dinasti Abbasiyah merekonstruksi Baitul Maqdis dan selesai pada tahun 771 M.

774 M, terjadi gempa bumi lagi. Baitul Maqdis kembali rata dengan tanah.

780 M, khalifah Muhammad Al Mahdi dari dinasti Abbasiyah mulai membangun Baitul Maqdis lagi. Selesai pada tahun 782 M.

1033 M, kembali Baitul Maqdis rusak oleh gempa bumi. Khalifah Ali Az Zahir dari dinasti Fatimiyah lagi-lagi mesti merenovasi Baitul Maqdis. Arsitektur Baitul Maqdis mengalami perubahan bentuk dan struktur agar lebih kuat menghadapi gempa bumi. Selesai pada tahun 1036 M.

1099 M, Yerusalem jatuh ketangan pasukan salibis. Baitul Maqdis lalu beralih fungsi menjadi istana kerajaan. Tahun 1119 M, beralih fungsi lagi jadi markas bagi para ksatria (knights) Templar.

1187 M, Yerusalem direbut oleh Salahudin Al Ayyubi. Baitul Maqdis difungsikan kembali sebagai masjid.

1218 M, sultan Al Muazzam dari dinasti Ayyubiyah membangun teras dan tiga pintu gerbang disebelah utara masjid.

Baca Juga: Kediaman Benjamin Netanyahu Diserang Drone

1345 M, sultan Al Kamil Shaban dari dinasti Mamluk menambahkan dua lengkungan dan dua gerbang sisi timur Baitul Maqdis.

Timbul pertanyaan, kalau begitu kenapa dalam Al Isra ayat 1 Allah SWT tidak menggunakan kata Ka'bah dan Baitul Maqdis? Kenapa malah menggunakan frase 'Masjidil Haram' dan 'Masjidil Aqsa'?

Dari beberapa tafsir tentang surat Al Isra ayat 1, ditemukan jawaban. Masjid secara harfiah diartikan sebagai tempat bersujud. Jauh sebelum perintah sholat diterima oleh Rasulullah, nabi-nabi terdahulu juga telah bersujud saat melakukan ritual peribadatan menyembah Allah SWT. Mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Isa, mereka semua bersujud saat berdoa. Sujud yang digambarkan dengan menempelkan jidat ketanah adalah bentuk penyerahan diri sepenuhnya seorang manusia kepada sang Khalik. Sebuah sikap ketidakberdayaan makhluk kepada sang Pencipta.

Maka jangan heran bila beberapa sekte dalam agama Yahudi dan Kristen melakukan ritual sujud ketika berdoa pada Tuhannya. Karena akar ketiga agama samawi ini sejatinya sama, berasal dari Allah Azza wa Jalla. Namun Al Qur'an memberitahukan, pengingkaran demi pengingkaran menjadikan ayat-ayat Tuhan dalam Taurat dan Injil ditafsirkan secara serampangan. Bahkan ada beberapa hal yang coba ditutupi.

Kelahiran sosok Muhammad sebagai Nabi penutup sejatinya sudah dinubuatkan. Namun ya itu tadi, manusia yang suka melakukan penyesatan sudah eksis sejak jaman Nabi Isa. Seperti sosok Yudas Iskariot, mengaku beriman ternyata membelot.

Ruby Kay

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU