Optika.id - Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan melepas jemaah umrah melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya, untuk yang pertama kalinya sejak Senin (14/3/2022) dan Selasa, (15/3/2022).
Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Kebijakan ini seiring dengan lampu hijau yang telah diberikan pemerintah pusat terkait Pembukaan Pemberangkatan Ibadah Umrah dari Bandara Internasional Juanda. Seluruh jemaah diberangkatkan dengan maskapai Lion Air dan Garuda Indonesia.
Baca Juga: 61 Jemaah Umrah Asal Jatim Terlantar, KKP Biang Kerok Keterlambatan?
Karena peminat (perjalanan umroh) di Jatim sangat tinggi sekali. Termasuk juga, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya terkait kepulangan juga harus intensif, ungkapnya usai mimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pembukaan PPIU dari Bandara Juanda di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (14/3/2022).
Menurut Khofifah, perlindungan ekstra hati-hati harus dilakukan pada jemaah yang masuk dalam kategori lansia serta lansia yang memiliki penyakit bawaan (komorbid). Serta harus tetap dilakukan dengan menjaga protokol kesehatan.
Khofifah menambahkan, meski Pemerintah Saudi Arabia yang telah menerbitkan peraturan yang tidak mengharuskan jamaah membawa hasil swab antigen/PCR, pada proses kepulangan jemaah tetap wajib swab di lokasi kedatangan jemaah umrah.
"Kedatangan akhir di Juanda, nanti akan dilakukan swab di Juanda. Sambil menunggu swab jamaah menunggu di hotel yang telah di verifikasi KKP, PHRI dan Dinkes Provinsi," imbuhnya.
Lebih lanjut Khofifah mengatakan sembari menunggu hasil swab terbit, jemaah akan beristirahat di hotel yang telah ditentukan oleh KKP dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Sebanyak 27 hotel dengan total kapasitas 1.299 bed telah disiapkan oleh KKP, PHRI dan Dinkes Jatim serta telah disampaikan pula kepada Menkomarves Luhut Panjaitan.
Jumlah hotel ini masih bisa bertambah kedepannya disesuaikan kebutuhan. Namun 27 hotel ini sudah terverifikasi dan masih cukup. Namun, antisipasi seiring bertambahnya jumlah penerbangan maskapai, bisa di exercise untuk menjadi 61 hotel. Saat ini hanya 27 yang terverifikasi," urai Khofifah.
Antisipasi Kenaikan Penumpang Jelang Ramadhan
Selain itu, peningkatan jumlah jemaah haji umrah seiring memasuki bulan ramadhan juga harus diantisipasi dengan ditingkatkannya jumlah jadwal penerbangan dari maskapai.
"Hari ini ada perwakilan dari Garuda Indonesia dan Lion Air hadir, saya harapkan bisa bertambah jumlah penerbangannya. Karena minat masyarakat ibadah umrah di bulan Ramadhan sangat tinggi," tandas Khofifah.
Berdasarkan data dari Lion Air di Bulan April, maskapai ini akan melakukan 2 kali penerbangan dalam satu minggu sehingga dalam satu bulan akan ada 8 kali keberangkatan jamaah.
Untuk Garuda Indonesia sendiri di Bulan April akan melangsungkan 3 kali penerbangan umrah dalam satu bulan.
Baca Juga: Pulih kembali, Jumlah Penumpang Bandara Juanda Naik Hingga 96 Persen
"Kami sangat berharap jika ada penambahan jumlah jadwal penerbangan umroh dari maskapai yang tersedia. Baik ke Jeddah maupun Madinah. Karena peluang ibadah ini sangat diminati masyarakat apalagi menjelang ramadhan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kesempatan yang sama, Ketua AMPHURI (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia BPD Jatim dan Nusra M Sufyan Arif mengatakan jumlah jemaah bertambah dua kali lipat di bulan April.
Sebanyak 3.000 hingga 4.000 warga Jawa Timur (Jatim) masuk daftar tunggu ibadah umrah di bulan Maret 2022. Angka itu terus bertambah tiap bulan.
"Bulan April karena bulan Ramadhan, naik hingga 7.000 untuk yang daftar umroh. Angka ini bahkan meningkat 2 kali lipat dibanding Maret, karena Ramadhan," kata Sufyan.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jatim Husnul Maram mengungkapkan rasa syukurnya atas telah dibukanya penerbangan jemaah umrah dari bandara Internasional Juanda.
Husnul menyebut Kanwil Kemenag akan mengikuti seluruh standar operasional yang telah disetujui bersama dari Ratas hari ini.
Oleh karena itu, masyarakat yang melakukan ibadah umroh bisa berangkat tanpa tes PCR tetapi pada proses kepulangan akan tetap dilakukan tes PCR di tujuan akhir masing-masing. Lalu akan dikarantina sambil menunggu hasil tesnya terbit.
Baca Juga: Bandara Juanda Siapkan 4 Toilet Portabel Untuk Layani Calon Jemaah Haji
"Hanya menunggu tanpa karantina. Satu hari saja. Kalau negatif pulang kalau positif ya isolasi di hotel. Tidak ada tambahan aturan lain," ujarnya.
Berdasarkan rapat bersama Menkomarves pada Jumat (11/3/2022) lalu, Pemerintah Saudi Arabia menyampaikan tidak ada syarat khusus bagi vaksin tertentu yang diperbolehkan melakukan ibadah.
Pemerintah Saudi Arabia telah menilai vaksinasi di Indonesia berlangsung dengan sangat baik dan vaksin jenis apapun juga diterima.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi