[caption id="attachment_12269" align="alignnone" width="300"] Dr. Sholikhul Huda, M.Fil.I Sekdir Pascasarjana Univ. Muhammadiyah Surabaya & Pengasuh Pesantren Bumi Al Quran Grand Masangan Sidoarjo[/caption]
"Muhammadiyah Berkecukupan", istilah baru ini disampaikan oleh Prof. Dr. Haedar Nashir (Ketum PP Muhammadiyah), saat sambutan Peresmian Gedung Pusat Inovasi Universitas Muhammadiyah Surabaya (3/4/2022) di Surabaya.
Baca Juga: 112 Tahun Muhammadiyah dan Harapan Masyarakat
Prof Haedar mengatakan "Muhammadiyah Berkecukupan" merupakan bagian dari memperkuat basis gerakan. Muhammadiyah Berkecukupan berlandaskan pada komitmen secara luas dan masif atas penguasaan ilmu pengetahuan-teknologi (Ipteks) dan sumberdaya ekonomi harus menjadi kesadaran gerakan dakwah secara bersama warga Muhammadiyah".
Kesadaran dan fokus gerakan pada penguasaan Ipteks dan basis ekonomi harus terus didorong dilingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), terutama pada lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).
PTM sebagai wadah kaum cendikiawan-intelektual yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, terdidik memiliki tanggung jawab besar untuk mendorong terwujudnya "Muhammadiyah Berkecukupan".
Menurut saya, istilah tersebut sangat menarik dan mengandung makna filosofis dan sosiologis yang luar biasa. Karena istilah tersebut (Muhammadiyah Berkecukupan) memiliki posisi yang sangat penting dan strategis bagi pergerakan dakwah Muhammadiyah saat ini dan yang akan datang untuk menghadapi tantangan dunia era Disrupsi.
Era disrupsi merupakan era dimana masyarakat sebagian besar menggunakan piranti teknologi informasi (internet) dalam melakukan relasi sosial, politik, keagamaan, budaya, pendidikan dan ekonomi. Sehingga teknologi informasi menjadi basis struktur dari perubahan masyarakat. Pola relasi tersebut yang kemudian dikenal sebagai peradaban digital artinya semua kebutuhan masyarakat di digitalisasi.
Untuk menghadapi era tesebut, saya kira perlu ada revisi penambahan Agenda Dakwah Muhammadiyah Abad Ke-2, sebagai hasil Muktamar Muhammadiyah ke 57 Di Kota Makasar, yaitu:
1) Internasionalisasi Muhammadiyah. 2) Digitalisasi Dakwah Muhammadiyah. 3) Pengembangan keilmuan (IPTEKS). Dan ke 4) Muhammadiyah Berkecukupan.
Baca Juga: Khofifah: Muhammadiyah adalah Pilar Kemajuan Bangsa dan Kemanusiaan
Muhammadiyah Berkecukupan memiliki dua dasar penopang, yaitu: Penguasaan keilmuan dan teknologi (IPTEKS) dan pemberdayaan ekonomi jama'ah Muhammadiyah. Dua penopang tersebut saling berkaitan dan sama penting. Pembangunan ekonomi jama'ah Muhammadiyah di era Disrupsi membutuhkan inovasi, daya kreatif, jaringan kolaborasi dan penguasaan teknologi digital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penguasaan teknologi digital saat ini menjadi pola baru dalam relasi kehidupan masyarakat termasuk dalam relasi ekonomi. Sehingga, penguasaan piranti teknologi informasi (internet) menjadi kebutuhan mendesak dan harus segera dikuasi oleh jama'ah Muhammadiyah. Maka disini posisi strategis penguasaan ilmu pengembangan dan teknologi (Ipteks) dalam pengembangan ekonomi jama'ah.
Dari posisi tersebut, peran PTM menjadi sangat penting dan strategis, dalam rangka menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penyiapan piranti teknologi. Serta dibutuhkan kebijakan Pimpinan Muhammadiyah terkait pola relasi dan kolaborasi pemberdayaan ekonomi dikalangan internal dan eksternal Muhammadiyah.
Kalau bisa Muhammadiyah menerapkan pola kebijakan relasi ekonomi tertutup dalam pola produksi, distribusi dan konsumsi dikalangan Amal Usaha Muhammadiyah. Sehingga, jika ini dilakukan maka semua komponen piranti ekonomi jama'ah Muhammadiyah akan berdaya dan sejahtera. Jadi tagline ekonominya, "Dibuat Jama'ah Muhammadiyah untuk Dibeli Jama'ah Muhammadiyah"
Baca Juga: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza, Ini Tanggapan Muhammadiyah
Sinergi kedua pola tersebut dalam rangka mewujudkan Muhammadiyah Berkecukupan sebagai jawaban dari kritik dan otokritik dikalangan jama'ah Muhammadiyah. "Muhammadiyah itu Kaya tetapi kenapa jamaahnya masih banyak yang miskin".
Semoga kritik-otokritik dan kegelisahan tersebut menjadi spirit untuk mewujudkan agenda besar Muhammadiyah Berkecukupan. Sehingga jika itu terwujud, maka akan menjadikan Muhammadiyah sebagai salah satu kekuatan ekonomi umat Islam terbesar di dunia Muslim. Dan jika itu terwujud umat Islam ( Muhammadiyah) akan memimpin Peradaban Global yang Rahmatalil'alamin menuju Indonesia yang Baldatun Thayibathun Warrabun Ghafur. Amin..
Editor : Pahlevi