Optika.id, Jakarta - Kementerian Kesehatan merespon serius terkait kasus hepatitis akut misterius yang baru-baru ini ditemukan.
Kasus hepatitis akut misterius ini sebelumnya telah ditemukan menjangkiti anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia.
Baca Juga: Pastikan PTM Aman, Kemendikbud Gandeng Kemenkes Pencegahan Hepatitis Akut
Belakangan, tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr Ciptomangunkusumo Jakarta diduga juga terjangkiti hepatitis akut hingga mengakibatkan meninggal dunia.
Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab munculnya hepatisis akut ini.
Gejala Hepatitis Akut
Saat ini, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.
Adapun gejala yang ditemukan pada pasien-pasien tersebut, seperti dikutip dari laman Kemenkes, Kamis (5/5/2022), adalah sebagai berikut:
- Mual
- Muntah
- Diare berat
- Demam
- Kuning
- Kejang dan
- Penurunan kesadaran
Langkah Pencegahan
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang.
Masyarakat bisa melakukan langkah pencegahan dengan melakukan sebagai berikut:
- Mencuci tangan
- Memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih,
- Tidak bergantian alat makan
- Menghindari kontak dengan orang sakit
- Melaksanakan protokol kesehatan
Nadia mengingatkan, jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Kemenkes juga meminta pihak terkait untuk menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom Penyakit Kuning, dan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.
Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundice akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis ucap dr. Nadia, Rabu (4/5/2022).
Menurut pakar epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyebutkan kasus hepatitis akut pada anak ini sebetulnya telah terdeteksi sejak awal tahun ini.
"Bahwa di antara sekian hipotesa dan diagnosis yang berbeda dari pada dokter, dan juga tim epdimologi salah satunya memang mengarah pada Covid-19," ungkapnya dilansir Tribunnews, Rabu (4/5/2022).
Baca Juga: Antisipasi Hepatitis Akut, Dinkes Surabaya Optimalkan Sosialisasi
Atau lebih spesifiknya lagi ada dugaan varian baru yang lebih dia belum terdeteksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karena secara umum Covid-19 saat ini memang menyerang hampir semua organ.
Dia ditularkan melalui udara, sebagai bentuk infeksi saluran nafas. Tapi pada gilirannya merupakan penyebab penyakit sistemik yang menyerang hampir semua organ, dan lever menjadi salah satunya.
"Bahwa ada gangguan di otak, jantung, paru jelas. Itu sudah jelas." katanya.
"Sekarang yang memberikan pesan kuat khususnya pada anak adalah adanya gangguan di lever," imbuhnya.
Dicky menyebutkan alasan kenapa kejadian ini menimpa anak, hal itu dikarenakan anak terhitung telat mendapatkan vaksin Covid-19.
Program vaksin baru didapatkan belakangan ini. Dan itu pun di atas usia 6 tahun.
"Itu pun masih belum banyak yang mendapat dua dosis. Apa lagi bicara booster." urainya.
Baca Juga: Hetifah Sjaifudian: Adanya Penyebaran Hepatitis, PTM Boleh Asal Kantin Tutup
"Nah ketika hadir satu varian yang lebih cepat menginfeksi seperi Omicron dan turunannya, mereka menjadi korban," sambungnya dengan tegas.
Apa lagi pada sebagian anak-anak yang secara imunitas rendah atau status gizi buruk dan memiliki komorbid yang serius.
"Long covid-19 itu juga di antara lain ada di aspek hepatitis." paparnya.
"Nah apa lagi untuk hepatitis menjadi prevalensi paling banyak pada anak di bawah umur lima tahun," tandasnya.
Reporter: Denny Setiawan
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi