Optika.id-Keberadaan seni tradisional menarik warga untuk datang ke sentra wisata kuliner (SWK) yang tersebar di sejumlah wilayah Kota Surabaya Ibu kota Provinsi Jawa Timur.
"Sehingga terjadi transaksi ekonomi, yang tentunya akan membuat SWK semakin berkembang. Para pekerja seni tradisional ini bisa ikut meramaikan SWK," kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno di Surabaya, Jumat (13/5/2022).
Baca Juga: Surabaya Bergerak Jilid II: Gotong Royong Warga Hadapi Musim Hujan
Menurut Anas, pengunjung yang datang nantinya, selain menikmati beragam sajian kuliner, juga bisa berwisata menikmati pertunjukan seni tradisional.
Anas mengatakan, kelompok seni tradisional sebagai perawat budaya lokal dan dikembangkan secara turun temurun warisan leluhur.
"Budaya tradisional merupakan pilar berbangsa. Karena tanpa budaya yang kuat maka bangsa ini akan kehilangan jati diri," ujar dia.
Bahkan, lanjut dia, pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyatakan, bahwa Indonesia sudah mulai melakukan transisi dari pandemi menuju fase endemi.
"Hal ini menjadi signal yang baik dan menjadi harapan pentas-pentas seni tradisional bisa digelar. Sehingga bisa lebih menguatkan minat masyarakat terhadap seni tradisional, yang mungkin saat ini tidak lagi populer," ujar Anas.
Pada saat menggelar reses di SWK Semolowaru beberapa hari lalu, Anas mengaku sempat mendapatkan pertanyaan dari warga Semolowaru sekaligus pegiat seni tradisional terkait hal itu.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencanakan Bangun Rumah Pompa Air Baru pada 2025 Demi Atasi Banjir
"Mereka berharap pertunjukkan seni tradisional bisa digelar kembali setelah 2 tahun vakum karena pandemi. Kasihan juga pekerja seni tidak bisa berkembang," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pegiat seni tradisional seperti Reyog, Jaranan, dan Karawitan Tri Suyanto membenarkan, sejak tahun 2020 sampai sekarang, para pekerja seni tradisional mengalami masa yang sulit.
"Ibaratnya selama pandemi kita terjun bebas. Tidak bisa beraktifitas, tidak bisa berekspresi," kata dia.
Untuk itu, kata dia, pihaknya meminta pemerintah kota Surabaya melalui Dinas Pariwisata sebagai pemegang anggaran seni, sudi memberikan fasilitas supaya para pekerja seni tradisional tidak hanya latihan saja, melainkan juga pentas, terutama di SWK.
Baca Juga: Sebanyak 238 Balai RW Surabaya Jadi Tempat Sinau dan Ngaji Bareng!
Tri Suyanto menambahkan, keberadaan pertunjukan seni tradisional di SWK bisa meramaikan pengunjung.
"Kami punya komunitas. Ketika mereka menikmati pertunjukkan seni tradisional, mereka juga akan menikmati makanan dan minuman di SWK, sehingga terjadi simbiosis mutualisme," kata dia.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi