WHO Waspadai Cacar Monyet, Pakar Unair Sebut Rentan Bagi Anak-Anak

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Rabu, 25 Mei 2022 01:25 WIB

WHO Waspadai Cacar Monyet, Pakar Unair Sebut Rentan Bagi Anak-Anak

i

WHO Waspadai Cacar Monyet, Pakar Unair Sebut Rentan Bagi Anak-Anak

Optika.id, Surabaya - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan penyakit cacar monyet tengah menjadi perhatian dunia internasional. Tercatat per hari Minggu (22/5/2022), ada 92 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dari 12 negara.

Mengutip laman Kemenkes RI, cacar monyet atau Monkeypox adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Virus monkeypox merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae.

Baca Juga: 14 Ribu Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Unair

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark ketika ada dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga cacar ini dinamakan 'monkeypox'.

Guru Besar Virologi dan Imunologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. drh. Suwarno, Msi., menjelaskan bahwa dunia medis mengklasifikasikan cacar monyet ke dalam kategori zoonosis atau penyakit yang menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Tetapi, mulai terdapat kecenderungan menular antar manusia.

Termasuk baru ditemukan (new emerging desease), yakni pada tahun 1958 dan terlokalisir di Afrika sampai dengan sebelum 2003.

"Baru pada tahun 2003 meluas ke Amerika (47 kasus), tahun 2018 menuju Inggris (3 kasus) dan Israel (1 kasus), serta tahun 2019 di Singapura ini," ujarnya dikutip dari laman Unair, Selasa (24/5/2022).

Penyakit Menular

Virus monkeypox ini dapat ditularkan ke manusia ketika ada kontak langsung dengan hewan terinfeksi (gigitan atau cakaran), pasien terkonfirmasi monkeypox, atau bahan yang terkontaminasi virus (termasuk pengolahan daging binatang liar).

Masuknya virus adalah melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut).

Sementara penularan antar manusia yakni melalui kontak dengan sekresi pernapasan, lesi kulit dari orang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.

Baca Juga: Halal Bihalal, Khofifah Ingin Unair Jadi Kampus Top Dunia

Rentan Pada Anak-Anak

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meski menular, Prof. Suwarno menegaskan masyarakat tidak perlu terlalu khawatir tapi tetap waspada terhadap cacar monyet.

"Biasanya, penderita monkeypox dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 14 sampai 21 hari. Tapi bisa berakibat fatal jika pasien mengalami infeksi sekunder atau komplikasi," tegasnya.

Dia menuturkan bahwa persentase kasus fatal cacar monyet hanya sebesar satu hingga sepuluh persen. Kasus fatal tersebut, sebagian besar terjadi pada kelompok usia dini yang berumur 9-15 tahun. Bahkan, pernah berdampak pada kematian anak-anak di Afrika.

Prof. Suwarno mengatakan untuk mencegah penularan di daerah endemik adalah menghindari kontak dengan hewan rodent, primata serta penderita. Menjaga kesehatan serta lingkungan juga penting dilakukan agar terhindar dari penyakit.

Baca Juga: Berikut Keketatan dan Daya Tampung Prodi Soshum UNAIR

"Pencegahan yang lebih luas juga dilakukan oleh Indonesia One Health University Network (Indohun). Yakni, organisasi di tingkat dunia yang bekerja sama dengan seluruh perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran, kedokteran hewan, keperawatan dan kesehatan masyarakat," tuturnya.

"Indohun telah melibatkan sekitar 20 perguruan tinggi dan 34 fakultas se-Indonesia termasuk Unair dalam melakukan sosialisasi dan mengobati zoonosis (penyakit terkait hewan)," pungkasnya.

Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU