Diksi 'Lanjutkan' Bahlil Lahadalia, Episode Lanjutan Jokowi 3 Periode?

author Seno

- Pewarta

Selasa, 14 Jun 2022 16:13 WIB

Diksi 'Lanjutkan' Bahlil Lahadalia, Episode Lanjutan Jokowi 3 Periode?

i

images - 2022-06-14T090937.567

Optika.id - Diksi kata lanjutkan yang diucapkan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri HUT ke-50 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di JCC, Jakarta Selatan, Jumat (10/6/2022) lalu. Menurut Founder Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio merupakan episode lanjutan wacana Presiden Jokowi 3 periode.

Maka sekali lagi saya katakan bahwa ini geloraan 3 periode. Itu kan dari istana, dari menteri, itu enggak pernah datang dari rakyat," ujar Hendri Satrio dalam keterangannya, Selasa (14/6/2022).

Baca Juga: Dirasa Janggal, Dewan Guru Besar UI Bentuk Tim untuk investigasi Gelar Doktor Bahlil Lahadalia

Dosen Universitas Paramadina ini merasa heran melihat gelagat politik orang-orang lingkaran istana yang kembali menyinggung soal wacana 3 periode yang ditolak mentah-mentah oleh masyarakat.

Sebabnya, Pemilu Serentak 2024 sudah ditetapkan hari H pencoblosannya pada 14 Februari. Ditambah, Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu sudah diundangkan, di mana pada 14 Juni nanti tahapan pertam pemilu sudah dimulai.

"Jadi ini istana maunya apa?" tandas sosok yang kerap disapa Hensat ini.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, menyebut Relawan Pro Jokowi (Projo) yang dipimpin oleh Budi Arie Setiadi dipandang tidak memiliki pengaruh politik signifikan. Bahkan dalam konstelasi politik Indonesia, Projo hanyalah berfungsi sebagai sorak politik.

Menurut Dedi, terkait dinamika Pilpres 2024, Projo tidak akan mempengaruhi situasi, baik iklim dan bahkan terlibat dalam menentukan calon di pemilihan presiden (Pilpres) mendatang.

"Projo sebenarnya lebih terlihat sebagai industri sorak politik, tidak mempengaruhi situasi, atau iklim pemilih maupun kontestasi di Pilpres," tukasnya.

Baca Juga: Ma’ruf Amin: Citra Palsu itu Dosa, Bocor Alus Politik: Pencitraan Politik Jokowi Diduga Rp 15 Miliar

Menurutnya, tidak berpengaruhnya Projo bukan hanya terkait dengan momentum Pilpres 2024 mendatang, tetapi sejak perhelatan Pilpres 2019 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dedi menganalisa, Projo akan menjalankan hal yang sama yaitu berfungsi sebagai periuh politik semata. Ia menengarai, Projo bekerja politik semata-mata menjunjung tokoh karena orientasi ekonomi semata, bukan sosok terbaik.

"Projo hanya gerakan periuh politik, dan orientasinya bukan soal menjunjung tokoh yang dianggap terbaik dalam kandidasi, lebih pada soal orientasi ekonomi," terangnya.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan posisi politik periuh politik dan orientasi ekonomi tidak hanya berlaku bagi Projo, tetapi seluruh elemen relawan pendukung tokoh yang akan diusung di pertarungan Pilpres.

Baca Juga: Undat – Undat..

"Sebenarnya tidak saja Projo, gerakan relawan politik di Indonesia masih didominasi tujuan pekerjaan dibanding tujuan memenangkan tokoh yang dianggap lebih baik dari tokoh lainnya," pungkasnya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU