Optika.id - Wacana tiket terusan untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke Taman Nasional (TN) Komodo dan berlaku selama satu tahun, sampai saat ini masih dalam tahap pembahasan.
Hal itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno, dalam " Weekly Press Briefing " yang berlangsung secara hybrid di Gedung Sapta Pesona, Senin (4/7/2022)
Baca Juga: Amarah Sandiaga Uno Usai Tahu Tukang Parkir Liar Patok Tarif Rp300 Ribu di Istiqlal
"Terkait tiket terusan Taman Nasional Komodo Rp3,7 per tahun, sampai saat ini belum ada pembahasan di sebuah kementerian/lembaga. Ini baru wacana," kata Sandiaga, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Optika.id, Selasa (5/ 7/2022).
Ia mengatakan wacana itu merupakan upaya untuk menjaga keberlanjutan dari aspek konservasi lingkungan di TN Komodo.
Menparekraf Sandiaga mengatakan bahwa sasarannya akan tepat sasaran koordinasi mengintensifkan agar nantinya keputusan yang diambil merupakan kebijakan yang tepat, tepat manfaat, dan tepat. Selain mengutamakan nilai-nilai konservasi dan lingkungan, tapi juga agar pariwisata dapat memberikan dampak yang maksimal terhadap ekonomi masyarakat.
"Pertama-tama kita harus mengutamakan konservasi, bagaimana menjaga dari Taman Nasional Komodo ini harus ada pengendalian dari kunjungan wisatawan. Karena kunjungan itu akan menambah beban sementara atau daya dukung sangat terbatas. Oleh karena itu kami sekarang akan terus berjalan lintas kementerian/lembaga untuk membantu proses pengambilan keputusan kajian tersebut," ujarnya.
Kemenparekraf bersama kementerian/lembaga dikatakannya juga akan secara maksimal mengembangkan destinasi-destinasi lain yang ada di Labuan Bajo sehingga kunjungan dapat tersebar ke destinasi-destinasi lain. Seperti Waerebo yang merupakan salah satu desa wisata terbaik juga wisata kuliner yang sangat menarik di salah satu destinasi super prioritas itu.
"Apalagi tahun depan dan tahun ini sebenarnya Labuan Bajo menjadi tuan rumah dari begitu banyak acara dunia, termasuk ASEAN Summit. Kita harus membangun daya tarik-daya tarik wisata lainnya yang ada di luar Taman Nasional Komodo," terangnya.
"Presiden juga akan meresmikan waterfront yang akan punya satu daya tarik unik yaitu membocorkan matahari terbenam tanpa harus pergi ke Taman Nasional Komodo. Jadi ini adalah destinasi-destinasi alternatif," sambungnya.
Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Tapera Pil Pahit, Apa itu?
Menparekraf Sandiaga optimistis, dengan potensi alam dan budaya serta ekonomi kreatif yang dimiliki Labuan Bajo, apapun keputusan yang diambil nantinya, Labuan Bajo akan tetap menjadi destinasi liburan yang menghadirkan peluang usaha dan lapangan kerja yang luas untuk masyarakat di Nusa Tenggara Timur secara khusus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terkait kecelakaan wisata di Labuan Bajo beberapa waktu lalu, Menparekraf Sandiaga menambah duka cita dan pengalaman yang mendalam bagi keluarga korban. Melalui Badan Pariwisata Otorita Labuan Bajo Flores, Kemenparekraf mengatakan Sandiaga telah memuji peristiwa tersebut dengan mengunjungi korban dan asuransinya.
"Namun yang terpenting adalah kami memeriksa kembali kesiapan armada kapal dan mengevaluasi kesiapan layanan kapal secara khusus dimana aspek CHSE jadi faktor utama," jelasnya.
Ia mengapresiasi dukungan dari semua pihak terkait yang selalu siap sedia untuk berkolaborasi.
Baca Juga: Sandiaga Uno Soal Jadi Pilihan Menteri Prabowo: Banyak Kandidat Lain!
"Ini tugas kita bersama, bagaimana sertifikasi CHSE ke depan harus didapatkan wisatawan dengan baik. Mulai dari mereka mendarat di Labuan Bajo dan mereka pulang. Saya menyebut end to end dan 360 derajat CHSE," tutupnya.
Reporter: Denny Setiawan
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi