Optika.id, Surabaya - Fenomena Citayam Fashion Week yang digelar di kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, memantik perhatian nasional. Fenomena tersebut kini mulai merambah ke Jalan Tunjungan Kota Surabaya.
Ajang adu gaya berbusana di jalanan ikonik kota pahlawan itu mulai diinisiasi oleh beberapa konten kreator Surabaya. Lalu gimana tanggapan Pemerintah Kota (Pemkot Surabaya)?
Baca Juga: Surabaya Bergerak Jilid II: Gotong Royong Warga Hadapi Musim Hujan
Pemkot Surabaya memperbolehkan saja peragaan busana digelar di Jalan Tunjungan. Tapi ada syaratnya. Yakni, gelaran tak mengganggu pengguna jalan yang lain dan pakaian yang dikenakan baik.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi (Cak Eri) menjelaskan, bahwa Jalan Tunjungan memang disiapkan sebagai ekosistem pengembangan kesenian. Tak hanya soal fashion, namun juga ada gelaran musik tradisional, akustik hingga pantomim.
"Jalan Tunjungan memang sejak awal adalah pusat kesenian. Tidak hanya fashion, bisa untuk tampilan pantomim, musik, drama dan lainnya," kata Cak Eri sapaan akrabnya di Surabaya, Sabtu (23/7/2022).
Seperti halnya aktivitas Tunjungan Romansa yang digelar setiap malam di kawasan ini.
"Terpenting, jangan membuat kegaduhan. Surabaya Kota seni, kota olahraga, kota budaya. Semua punya hak yang sama," ujarnya.
Disinggung soal kemungkinan aktivitas pegiat fashion di Surabaya yang mengadopsi "Citayam Fashion Week" di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Cak Eri mengaku tak masalah. Namun, pegiat fashion wajib mengindahkan norma dengan menggunakan pakaian yang sopan.
"Boleh fashion show. Asal sopan. Jangan pating pecotot (Tidak karuan, seperti ketat atau tak ada norma kesopanan, red). Jadi, bisa dipakai (ditiru) yang lain. Anak yang punya potensi silakan gerak. Ini justru akan semakin melengkapi aktivitas kesenian di Jalan Tunjungan," katanya.
Untuk tak mengganggu pengguna jalan, aktifitas ini bisa dilakukan di pedestrian. Seperti halnya acara Tunjungan Romansa yang digelar selama ini.
Meski tak menutup kemungkinan Jalan Tunjungan bisa saja ditutup sepekan sekali seperti halnya acara hari bebas kendaraan (Car Free Day/CFD) selama ini.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencanakan Bangun Rumah Pompa Air Baru pada 2025 Demi Atasi Banjir
Selain itu, Dinas Pariwisata juga akan menata ajang ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Sehingga, ada koordinasi. Sebab akan ditata. Ada yang fashion show, ada musik dan sebagainya," kata Cak Eri.
Dengan adanya pertunjukan kesenian, tak hanya pelaku seni saja yang diwadahi, namun juga kehidupan ekonomi akan menggeliat.
"Di situ, tenant hidup, UMKM hidup," imbuhnya.
Apalagi, Surabaya juga memiliki banyak model hingga pegiat media sosial yang bisa ikut menyemarakkan acara ini.
Baca Juga: Sebanyak 238 Balai RW Surabaya Jadi Tempat Sinau dan Ngaji Bareng!
"Bahkan kalau bisa kolaborasi antara yang elit dengan yang kecil-kecil ini," imbau Cak Eri.
Untuk diketahui, Ini berawal dari para remaja SCBD atau Sudirman- Citayam- Bojong- Depok kerap berkumpul di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, yang seakan beradu outfit.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi