Optika.id - Dosen Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Afif Kurniawan ditunjuk Chef de Mission (CDM) Indonesia sebagai psikolog untuk mendampingi para atlet yang akan bertanding di Asean Para Games 2022. Lalu apa sih peran Psikolog dalam perhelatan olahraga tersebut?
Afif sudah banyak berkecimpung pada psikologi olahraga dan pendampingan para atlet.Salah satunya tim nasional baseball softball putri untuk Asean Games 2018. Dia juga sering menjadi observer analisis kebutuhan psikologis timnas basket di Para Games.
Baca Juga: Rektor Unair Cabut Pembekuan BEM FISIP: Kebebasan Berpendapat Tetap Terjaga
"Sebenarnya pada saat itu sudah ada peluang, namun belum menjadi penunjukan kepada saya dan baru di tahun 2022 ini akhirnya saya diberikan kesempatan dan diberikan kepercayaan juga untuk menjadi Psikolog atlet pada cabor-cabor prioritas yang akan berlaga di Asean Para Games 2022," terang dosen Fakultas Psikologi seperti dikutip dari laman Unair, Jumat (5/8/2022).
Peran psikolog dalam ajang ASEAN Para Games 2022
Peran Afif juga turut mendukung ketercapaian SDGs Ke-3 (kesehatan yang baik) dan ke-5 (kesetaraan atlet perempuan dan hak atlet dengan disabilitas). Hal ini berarti, dia tidak hanya bekerja sebagai psikolog pendamping yang hanya berfokus pada performa, tapi juga misi global dunia terkait SDGs.
"Peran psikolog memastikan kondisi psikologis atlet ini dari pra-latihan, latihan, pra-pertandingan, pertandingan hingga pasca-pertandingan," ungkap dia.
Menurutnya, semuanya harus ada pada level optimal. Tentu tahap awalnya melakukan observasi. Melalui pengumpulan data yang akurat dan terukur, kondisi atlet dapat diketahui dengan baik. Misalnya, mengetahui kondisi latar belakang, profil keluarga dan lain-lain.
Tanpa data awal, lanjut Afif, tidak mungkin psikolog bisa menyampaikan sesuatu yang sifatnya itu menyentuh atau motivasi.
Memastikan konsentrasi dan level kecemasan atlet
Baca Juga: Pimnas Ke-37 di Unair Diikuti Lebih dari 3000 Peserta
Selanjutnya peran psikolog terhadap para atlet yakni dengan berinteraksi dan melakukan beberapa sesi pendekatan di luar latihan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adapun beberapa metode intervensi psikologis untuk memastikan konsentrasi dan menentukan level dari kecemasan atlet.
Mantan psikolog Persebaya itu menambahkan, atlet sejatinya harus menikmati pertandingan. Namun ada juga kondisi tertentu yang dialami atlet. Ketika kondisi atlet tidak menguasai keadaan, minder, bahkan putus asa.
"Para atlet adalah representasi dari versi terbaik yang kalian miliki dan kalian adalah inspirasi bagi banyak orang. Masuk ke lapangan dan selamat menginspirasi banyak orang melalui apa yang rekan-rekan perjuangkan dan selamat menikmati pertandingan," tegasnya.
Bagi Afif, menjadi pendamping psikolog tim Indonesia di ajang internasional bukan kali pertama ini saja. Sebelumnya, Afif dipercaya menjadi staf pelatih bidang pengembangan psikologi atlet Persebaya selama tiga musim berturut turut, mulai 2017 sampai 2020.
Baca Juga: Airlangga Schools SDGs Day 2: Bahas Pilar Pembangunan Lingkungan dan Sosial!
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor:Pahlevi
Editor : Pahlevi