Optika.id - Indonesia dikenal memiliki banyak ragam kuliner yang lezat serta memiliki rempah-rempah khas nusantara yang merupakan bagian dari identitas bangsa. Banyaknya kuliner yang khas dari berbagai daerah berperan dalam membangun hubungan diplomasi antara Indonesia dan negara lain.
Menggunakan kuliner atau makanan sebagai senjata diplomasi dikenal dengan istilah gastrodiplomasi. Dikutip dari laman jalurrempah.Kemendikbud.go.id pada Sabtu (17/9/2022), gastrodiplomasi secara terminologi diartikan sebagai diplomasi publik yang dilakukan dengan memanfaatkan kekayaan kuliner yang bertujuan membuat narasi makanan dari suatu negara bisa dikenal dan hadir di negara lain.
Baca Juga: Armuji Ingin Konsep Konsep Sentra Wisata Kuliner di Surabaya Diperbarui
Adapun istilah dari gastrodiplomasi pertama kali dicetuskan oleh surat kabar The Economist pada tahun 2002. The Economist dalam artikelnya tersebut menyoroti keberhasilan pemerintah Thailand dalam menjadikan makanan tradisional khas negeri mereka sebagai duta besar untuk menjalankan diplomasi negaranya.
Sementara itu, menurut peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional, Iskandar Azmy Harahap yang dikutip dalam The Conversation, Sabtu (17/9/2022) menyebut jika diplomasi kuliner ini umumnya dimanfaatkan oleh negara-negara dengan kekuatan menengah seperti Indonesia.
"Pemerintah Indonesia memilih melebarkan pengaruhnya dengan lembut alih-alih melalui gembar-gembor kekuatan militer dan ancaman ekonominya. Pengaruh lembut ini menekankan pada kerja sama dan pendekatan persuasig seperti melalui budaya dan pangan. Konsep ini merupakan upaya dalam membangun citra bangsa melalui cita rasa suatu makanan atau tata boga."
"Banyak cara untuk menempuh diplomasi kuliner, umumnya dilakukan dalam pertemuan atau kunjungan politik antar negara," tulisnya.
Adapun diplomasi kuliner ini bisa dimulai saat sesi makan bersama dengan hidangan yang umumnya merupakan menu khas dari daerah di nusantara akan tersuguh di meja makan dan dipilih dengan pertimbangan yang matang.
Pertimbangan memilih kuliner tersebut tidak asal pilih sebab hidangan tersebut menyuguhkan kisah, tradisi, dan budaya dan tidak hanya sekadar memperkenalkan rasa saja.
Baca Juga: Tolak Jadi PNS, Pemuda Surabaya Pilih Buka Kedai OmaKaryo
Deretan makanan khas daerah yang sudah pernah berperan dalam diplomasi kuliner diantaranya nasi goreng, gado-gado, sate, bakso, rendang, rawon, sop konro dan coto makassar, gudeg, serta kuliner lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di satu sisi, keberadaan menu dan hadirnya restoran Indonesia di negara lain pun menjadi salah satu bentuk keberhasilan diplomasi kuliner yang dilakukan oleh pemerintah.
Pada tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan G20 2022, bagi negara, momen ini pun menjadi momentum dan kesempatan emas bagi Indonesia untuk semakin memperkenalkan kuliner daerah lewat para delegasi berbagai negara.
Atas hal tersebut, pemerintah menilai mereka bisa leluasa melakukan penguatan pangan serta mempromosikan daerah penghasil pangan tersebut misalnya kopi Toraja, petis Madura, kopi Kintamani dari Bali dan lain sebagainya.
Baca Juga: Bandung, Jadi Salah Satu Surganya Makanan Tradisional Terbaik Asia
Diplomasi kuliner punya peran penting untuk menjaga hubungan antar negara, serta dapat berkontribusi dalam penguatan ekonomi dan kerja sama.
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi