Optika.id - Jepang dikenal dunia dengan masyarakatnya yang amat loyal terhadap pekerjaannya. Di sisi lain, Jepang juga menjadi negara dengan tingkat harapan hidup yang tinggi. Kedua fakta yang sebenarnya kontradiktif ini akhirnya banyak disangkut pautkan dengan nilai kehidupan yang dipegang seseorang.
Dalam budaya Jepang, mereka mengenal konsep yang merujuk pada makna tentang bagaimana seseorang memandang pekerjaan dan kehidupan. Konsep ini disebut Ikigai. Iki dalam bahasa Jepang sehari-hari bermakna kehidupan dan Gai yang diartikan sebagai nilai.
Baca Juga: Di Jepang, Prabowo Unggul dari Anies dan Ganjar
Konsep Ikigai secara sederhana diartikan sebagai tujuan hidup, sebuah prinsip atau pandangan yang membuat seseorang lebih menikmati dan tetap hidup.
Konsep dalam Ikigai juga bisa berisi tentang kesenangan atau misi yang ingin dicapai, sehingga seseorang harus mencari alasan mengapa ia bersedia menjalani rutinitas kehidupannya. Hal ini juga akan memicu semangat dan optimisme dalam diri seseorang.
Ikigai sering dikaitkan dengan upah yang diterima setelah bekerja dan masalah finansial lainnya. Padahal, konsep Ikigai tidak melulu demikian. Survei yang dilakukan oleh Lembaga Pusat Riset Jepang pada tahun 2020 silam yang melibatkan 2000 responden menunjukkan bahwa hanya 31ri mereka yang menganggap pekerjaan atau upah mereka sebagai Ikigai.
Ikigai justru lahir dari beberapa hal sederhana dalam hidup. Seperti menyeduh kopi hangat, menyiapkan sarapan untuk disantap keluarga, bersemangat bangun pagi untuk lari pagi atau melihat matahari terbit, memasak karena makan pagi atau sarapan menjadi penopang utama dalam menjalani hari, dan berbagai hal sederhana lainnya yang tanpa sadar memberikan kebahagian tersendiri.
Lebih jauh, dalam sebuah penelitian yang ditulis oleh Akihiro Hasegawa seorang psikolog klinis dan profesor di Toyo Eiwa University, pada tahun 2001 silam, menyebutkan bahwa konsep ikigai setiap orang muncul dari rutinitas atau kehidupan sehari-hari.
Akihiro Hasegawa menemukan fakta bahwa orang Jepang percaya jika mengumpulkan kebahagiaan-kebahagiaan kecil dalam kehidupan sehari-hari akan membuat hidup mereka jauh lebih berarti dan penuh makna.
Di sisi lain, dalam lingkungan pekerjaan Ikigai juga dapat berupa rasa haru serta bangga jika pekerjaan yang dilakukan berguna atau memiliki dampak yang baik bagi orang lain. Dalam Jepang, orang-orang yang dipandang gila kerja mungkin saja dianggap telah menemukan ikigai dalam pekerjaan mereka.
Konsep ikigai dapat menolong seseorang untuk tetap kuat dan bersemangat, sehingga menghindari stres dan depresi serta keinginan bunuh diri.
Baca Juga: Setelah Gempa, Korban di Jepang Hadapi Hujan dan Ancaman Tanah Longsor
Rahasia Hidup Panjang ala Ikigai
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dan Buettner, seorang penulis asal Amerika telah melakukan studi terhadap gaya hidup masyarakat Jepang yang berumur panjang. Dalam risetnya, dia mengunjungi sebuah pulau terpencil di Jepang dengan penduduk yang rata-rata berusia di atas seratus tahun, yakni Okinawa.
Dalam risetnya itu dia menemukan penduduk yang memiliki rahasia berumur panjang. Selain karena menerapkan diet makanan sehat yang dikonsumsi, para penduduk juga dipengaruhi oleh Ikigai yang pada akhirnya memiliki peran atas umur panjang yang dianugerahkan kepada mereka.
Orang lebih tua dihargai, mereka merasa berkewajiban meneruskan kebijaksanaan mereka ke generasi lebih muda (ikigai; tujuan hidup)," kata Dan seperti dikutip dalam BBC News, Minggu, (18/9/2022).
Hal ini kemudian memberikan mereka tujuan hidup di luar diri mereka, yakni melayani komunitas mereka.
Baca Juga: Jepang Umumkan Perihal Transkrip Pesawat yang Fatal!
Maka, konsep ikigai dapat dikatakan sebagai motivasi untuk tetap menjalankan kewajiban, bekerja, bersekolah, mengurus anak dan lain sebagainya. Konsep ikigai memberi celah untuk tetap merasakan dan mendapatkan semangat di tengah tekanan kewajiban yang ada.
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi