Selama Sepekan, BNPB Catat Ada 76 Bencana Hidrometeorologi

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Selasa, 18 Okt 2022 19:28 WIB

Selama Sepekan, BNPB Catat Ada 76 Bencana Hidrometeorologi

i

flood-g49388e346_1920

Optika.id - Dalam sepekan terakhir, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sebanyak 76 kejadian bencana yang dikategorikan sebagai bencana hidrometeorologi basah di wilayah Indonesia.

"Kalau minggu lalu masih ada kebakaran hutan, gempa bumi, minggu ini 76 kejadian bencana ini semuanya hidrometeorologi basah, banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Senin (17/10/2022) dalam konferensi daring mengenai kejadian bencana di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Patut Waspada! Perubahan Iklim Bisa Kurangi Angka Harapan Hidup Manusia

Selama 10 sampai 16 Oktober 2022, BNPB mencatat ada sebanyak 36 kejadiab banjir serta 23 fenomena cuaca ekstrem seperti putting beliung dan angin kencang, serta 17 tanah longsor di 56 kabupaten/kota di 21 provinsi di Indonesia.

Dilansir dari data BNPB, sebanyak 76 bencana tersebut terjadi dalam periode tersebut menyebabkan sebanyak 13 orang meninggal dunia dan sepuluh orang terluka atau sakit serta berdampak pada sekitar 70.800 warga.

Sementara itu, dalam kurun waktu tersebut jumlah korban bencana yang meninggal dunia lebih banyak dari pekan sebelumnya. Yakni tercatat mencapai 10 orang.

Kemudian, selama periode 10 sampai 16 Oktober 2022, BNPB mencatat ada delapan orang yang meninggal dunia karena banjir dan lima orang yang meninggal dunia akibat tanah longsor.

Adapun daerah yang terdampak banjir dan tanah longsor sehingga menimbulkan korban jiwa tersebut terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat.

Melihat hal tersebut, Abdul Muhari mengingatkan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan peringatan kepada seluruh wilayah Indonesia mengenai potensi cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini.

Baca Juga: Tetapkan Hari Kendaraan Listrik, Kementerian Koperasi dan UKM Klaim Kendaraan Listrik Bisa Atasi Kri

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota diminta untuk waspada terhadap dampak kondisi cuaca ekstrem, termasuk kemungkinan terjadi banjir dan tanah longsor saat hujan lebat turun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia mengingatkan kepada masyarakat agar selalu waspada dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang terjadi sepanjang tahun mengingat kejadiannya kini tidak mengenal musim dan tidak dapat diprediksi.

Secara historis, kata Muhari, bencana hidrometeorologi biasanya terjadi dalam masa peralihan musim.

Namun, saat ini kondisi tersebut tidak normal lagi dan iklim dunia sudah berubah. Kadang, pada Agustus yang seharusnya kemarau, namun hujan masih turun, bahkan dengan intensitas tinggi.

Baca Juga: Masyarakat Diminta Lakukan Gaya Hidup Ramah Lingkungan Untuk Dukung Ekonomi Hijau

"Sehingga kita harus menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan catatan historis seperti ini, tidak ada waktu untuk kita dalam satu tahun itu untuk tidak waspada bencana hidrometeorologi basah," kata Abdul.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU