Optika.id - Dirjen Kesehatan Masyarakat, Maria Endang Sumiwi memaparkan intervensi pada remaja putri menjadi kunci untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024 mendatang sesuai target prolegnas presiden.
Intervensi yang dimaksud berupa perbaikan gizi sejak remaja putri, dan hal tersebut penting untuk dilakukan dalam mencegah mereka melahirkan bayi stunting. Sebabnya, perilaku untuk asupan gizi yang baik pada masa remaja bakal terbawa sampai memasuki fase dewasa lalu memasuki masa kehamilan.
Baca Juga: Fokus Para Capres Berantas Stunting, Pengamat Sebut Janjinya Belum Kuat
Untuk penurunan stunting kita harus membuat intervensi itu dua yaitu intervensi sebelum kelahiran dan intervensi sesudah kelahiran, untuk intervensi sebelum kelahiran kita fokuskan pada remaja putri, kata Maria, dalam keterangan pers yang diterima Rabu (26/10/2022).
Dia menilai jika pemerintah saat ini telah mengkampanyekan Aksi Bergizi sebagai upaya menurunkan angka stunting di Indonesia. adapun salah satu indikator dari gerakan ini yakni berupa pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dengan target mencapai 90%. Pemberian tablet tambah darah ini sebagai pencegahan anemia pada remaja putri.
Dilansir dari data Riskesdas pada tahun 2018, tingkat anemia pada remaja masih terbilang tinggi yakni di atas 20%. Secara rinci, anemia atau kurang darah yang terjadi pada anak usia 5 sampai 14 tahun yakni sebesar 26,8%. Sementara usia 15 sampai dengan 24 tahun mencapai 32%.
Adapun tingkat kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi tablet tambah darah tergolong rendah. Dalam 12 bulan terakhir, remaja putri yang memperoleh tablet tambah darah mencapai 76,2%. Akan tetapi, remaja putri yang rutin mengonsumsi tablet tambah darah sesuai anjuran tak lebih dari 1,4% saja.
Ini adalah hal yang penting untuk meningkatkan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri sekaligus juga memperbaiki perilaku mengkonsumsi gizi seimbang, ujar Maria.
Baca Juga: GAPPRI Tak Setuju Rokok Sebabkan Stunting
Untuk mendukung program ini, sudah diterbitkan surat keputusan bersama empat menteri Tahun 2022 tentang Penyelenggaaraan Peningkatan Status Kesehatan Peserta Didik yang meliputi program aksi bergizi dan bulan imunisasi anak sekolah. Hal tersebut dilakukan juga sebagai upaya mendukung koordinasi dan advokasi pelaksanaan aksi bergizi di berbagai daerah Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gerakan ini akan dilaksanakan di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi dengan minimal 2 sekolah atau madrasah serta pesantren di setiap kabupaten/kota. Gerakan dilakukan secara serentak melaksanakan aksi bergizi.
Saat ini sudah terinformasi 4.652 sekolah, madrasah, dan pesantren tingkat SMP SMA dan sederajat di 514 kabupaten/kota yang menyatakan siap berkontribusi dalam gerakan nasional aksi bergizi ini.
Rangkaian kegiatan aksi bergizi yang akan dilakukan antara lain senam bersama, makan bersama, pemecahan rekor muri minum tablet tambah darah serentak.
Baca Juga: Upaya Menurunkan Stunting, dari Perubahan Perilaku Hingga Pengisian Aplikasi
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi