Optika.id - Tampaknya ada agenda yang disembunyikan di balik gerakan relawan Ganjar Pranowo yang mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan menggantikan Megawati Soekarnoputri.
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, suara yang sering dimunculkan oleh relawan Ganjar, salah satunya mendoakan agar Jokowi jadi Ketum PDIP menggantikan Megawati Soekarnoputri bisa dianggap sebagai agenda oligarki yang mengendalikan Jokowi dan Ganjar selama ini.
Baca Juga: PDI-P All Out Menangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jatim
"Suara relawan itu adalah misi oligarki terselubung yang sudah dimunculkan secara terang-terangan. Bisa jadi itu agenda Jokowi dan Ganjar yang terselubung selama ini," ujar Muslim dalam keterangannya, Kamis (27/10/2022).
"Sehingga Ganjar berani mau lakukan pencapresan meski belum direstui oleh Mega dan PDIP dan Ganjar lalu ditegur DPP," imbuhnya.
Muslim meminta, agar Megawati menyadari gerakan-gerakan terselubung tersebut. Karena jika dibiarkan, akan berbahaya bagi PDIP, Megawati, dan trah Soekarno.
"Itu namanya menggunting dalam lipatan. Ganjar semestinya buang jauh-jauh relawan yang merusak, mengadu dengan PDIP dan relawan itu merusak PDIP bukan?" tukasnya.
Sementara itu, Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata mengatakan, akrobat yang terus dilakukan relawan Ganjar Pranowo akan membuat jarak antara Ganjar dengan Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri semakin lebar.
Dia mengatakan, etika dan fatsun politik mesti diperhatikan jika seseorang memutuskan menjadi bagian dari kelompok tertentu. Etika dan fatsun politik juga berlaku dalam sebuah kelembagaan bernama partai politik.
"Misalnya, bagaimana seseorang naik jenjang karir politik melalui proses panjang pengkaderan. Dalam konteks pencalonan dan kontestasi demikian," ujar Dian.
Baca Juga: Ahmad Muzani: Megawati Dipastikan Tak Bisa Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran
Selain itu, kata akademisi Universitas Ibnu Chaldun ini, jika seseorang maju dalam kontestasi, maka sudah dipastikan mendapatkan restu dari pemimpin di partai berasal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Dalam konteks ini, proses pencalonan Ganjar dalam kontestasi pilpres sudah diprediksi ia akan menemui jalan terjal untuk mendapatkan restu. Belum bicara tiket," katanya.
Sepatutnya kata Dian, sebelum Ganjar punya hasrat mendapatkan tiket dari PDIP, maka sebaiknya sowan ke Megawati. Dari hasil sowan itu, akan terlihat apakah keinginan disambut baik atau tidak.
"Di sisi lain, akrobat relawan Ganjar dikhawatirkan justru membuat jarak antara dia dengan Megawati makin lebar. Terlebih saat mengusulkan siapa calon Ketua Umum PDIP," terangnya.
Meskipun kata Dian, PDIP adalah entitas demokrasi berwujud partai. Akan tetapi, tetap memiliki derajat tersendiri di partai tersebut.
Baca Juga: Ma’ruf Amin: Citra Palsu itu Dosa, Bocor Alus Politik: Pencitraan Politik Jokowi Diduga Rp 15 Miliar
"Apalagi jauh-jauh hari, partai tersebut menjual dan mengkapitalisasi nilai-nilai Soekarnois. Di mana pada saat bersamaan keturunan biologis dari Soekarno masih ada di partai tersebut," pungkasnya.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi