Eropa Adalah Taman, Negara-Negara Lain Adalah Hutan

author Seno

- Pewarta

Minggu, 30 Okt 2022 03:11 WIB

Eropa Adalah Taman, Negara-Negara Lain Adalah Hutan

i

Screenshot_20221029-192440_Docs

[caption id="attachment_15157" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah[/caption]

Optika.id - Pernyataan yang bersifat rasis dari Joseph Borrell, Perwakilan Tinggi untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan mendapatkan reaksi keras dari banyak pemimpin dunia dan media internasional terutama dari kawasan negara-negara yang pernah terjajah bangsa Eropa di Afrika, Asia dan Amerika Latin. Bahkan beberapa anggota parlemen Uni Eropa sendiri ada yang mengecam pertanyaan itu.

Baca Juga: Percobaan Pembunuhan Ke 2 Terhadap Trump

Saat menjelaskan gagasan kebijakan luar negeri UE, Josep Borrell membandingkan Eropa dengan negara-negara diluar Eropa dengan mengibaratkan Eropa itu sebagai taman, dan seluruh dunia diluar Eropa sebagai hutan. Dia mengatakan bahwa hutan dapat menyerang taman itu jika orang Eropa tidak lebih terlibat dengannya. Kepala diplomasi Eropa mengatakan ini pada hari Kamis tanggal 13 Oktober 2022 lalu pada pembukaan Akademi Diplomatik Eropa di Bruges, Belgia.

Dalam pernyataannya, Josep Borrell mengatakan, "Eropa adalah taman. Kami telah membangun taman. Semuanya bekerja. Ini adalah kombinasi terbaik dari kebebasan politik, kemakmuran ekonomi, dan kohesi sosial yang dapat dibangun oleh umat manusia Seluruh dunia diluar Eropa bukanlah taman. Sebagian besar bagian dunia lainnya adalah hutan, dan hutan bisa menyerang taman. Tukang kebun harus mengurusnya, tetapi mereka tidak akan melindungi taman dengan membangun dinding."

Direktur Departemen Informasi dan Pers Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia, Maria Vladimirovna Zakharova mengutuk keras pernyataan Borel. Dia berkata, "Pada catatan serius, Eropa membangun 'taman' itu melalui penjarahan 'hutan' secara biadab. Borrell tidak bisa mengucapkannya lebih baik: sistem paling makmur di dunia, yang diciptakan di Eropa, dipelihara oleh akar di koloni yang mereka tindas dengan kejam.

Para pemimpin Eropa sepertinya tidak merasa sadar bahwa dunia sekarang sudah berubah, apalagi akibat perang antara Rusia dan Ukraina yang sedang berlangsung banyak negara yang mulai muak dengan perilaku negara-negara barat yang tidak konsisten; hasilnya ada beberapa negara yang mulai membangun aliansi dengan Rusia dibidang ekonomi, perdagangan, keuangan, teknologi dan militer. Negara-negara itu antara lain Cina, India, Afrika Selatan, beberapa negara di Amerika Selatan dan benua Afrika. Mereka ingin melepaskan diri dari paksaan barat agar membenci Rusia dan Cina demi nilai-nilai demokrasi dan hak azasi manusia. Para pejabat politik di Eropa itu dituduh masih memiliki mental penjajah dan menganggap bangsa-bangsa lain bisa diatur. Beberapa pemimpin negara dan media di benua Afrika tentu marah dengan pernyataan Borrell itu karena kawasannya dianggap sebagai hutan yang berkonotasi gelap, banyak binatang buas, gua-gua yang seram dsb, sementara Eropa dianggap sebagai taman yang indah, cantik penuh dengan bunga-bunga. Orang-orang Afrika itu marah karena mengingat kekejaman bangsa Eropa terhadap bangsa Afrika dan menguras habis sumber daya alamnya.

Baca Juga: Asosiasi Pengusaha Juga Dipecah – Belah Seperti Parpol

Pada perang Rusia melawan Ukraina yang sampai sekarang berlangsung timbul sikap anti asing terutama sikap solidaritas bangsa Eropa untuk membantu pengungsi Ukraina karena mereka memiliki kesamaan misalnya rambut pirang dan mata biru dan dianggap Civilized atau berbudaya. Sikap itu dikecam banyak negara karena mengaggap pengungsi yang bukan dari Eropa misalnya Timur Tengah/Arab, Afghanistan dan Afrika (termasuk Asia) adalah orang atau bangsa yang Tidak Berbudaya (= miskin, bodoh, malas, tidak punya pikiran maju dan terbuka, terbelakang, kasar, tidak sopan dsb).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Joseph Borrell memang meminta maaf atas ucapannya itu namun masih kokoh dengan pendapatnya tentang Eropa. Para tokoh dan wartawan senior Eropa yang menganggap pengungsi Ukraina sebagai bangsa yang beradab dan pengungsi dari negara selain Ukraina tidak beradab itu juga seperti Borrell sudah meminta maaf atas narasi yang bersifat rasis itu. Namun bagi negara-negara yang pernah dijajah Eropa menganggap permintaan maaf itu merupakan sikap yang tidak tulus karena mental mereka tidak berubah yaitu masih mental penjajah.

Pemerintah Uni Emirat Arab juga termasuk pemerintahan yang protes terhadap pernyataan Borrell dengan memanggil Duta Besar Uni Eropa dan menyerahkan nota protes resmi.

Baca Juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

Sayangnya pemerintah Indonesia tidak melakukan hal yang sama; padahal bangsa Indonesia ini juga pernah dijajah bangsa Eropa secara kejam ratusan tahun namun tidak tersinggung dengan narasi pejabat Uni Eropa yang bersifat merendahkan diri/menghina bangsa lain itu.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU