Optika.id - Film ini menjadi kolaborasi kedua antara Imam Darto dan Tompi setelah film Pretty Boys (2019). Keduanya menyampaikan keseluruhan cerita dengan liar dan apa adanya. Apresiasi untuk Darto yang peka melihat realita.
Sinopsis film Selesai bercerita tentang keluarga Broto (Gading Marten) dan Ayu (Ariel Tatum). Pasangan muda ini tengah berada dalam masalah dan diperparah dengan adanya pandemi dan kebijakan lockdown. Kehadiran Anya (Anya Geraldine) menciptakan keretakan di tengah-tengah rumah tangga Broto dan Ayu.
Baca Juga: Perbaikan Pipa PDAM di Blauran Kidul Ditargetkan Selesai Bulan Oktober
Faktanya, Darto menulis naskah ini dari observasi pengalaman orang-orang sekitarnya. Tak heran, melalui percekcokan Ayu dan Broto dengan bahasa yang straightforward, kita bisa mengamati bagaimana sifat-sifat seseorang, Rabu (16/11/2022).
Keberanian menyajikan hal tersebut sebenarnya bukan suatu terobosan baru atau mendobrak aturan. Dia hanya menggambarkannya ke dalam karya audio visual tanpa terjebak dengan sesuatu yang dirasa itu tabu.
Karakter Broto sebagai suami yang pelupa, kurang tegas, dan berani selingkuh, rasanya bisa kita temui sosoknya di sekitar kita. Dia bisa seketika bikin penonton kesal sejak menit awal pada adegan hubungan intim dengan selingkuhannya. Anya, di mobilnya. Perkembangan karakternya makin kuat menuju akhir, mempertanyakan apakah keretakan rumah tangganya benar-benar seratus persen karena Broto?
Begitu juga dengan Ayu. Di awal, dia tampil sebagai istri idaman dan tak pantas disakiti. Dia membuat kita percaya kalau monolognya di awal film itu adalah gambaran kelakuan Broto yang hina dan kacau.
Masalah rumah tangga yang dirasa membosankan dan klise terlihat bernyawa lewat film Selesai. Ini berkat tangan Tompi dan tim sinematografi dalam menyajikan gambar-gambar yang artistik dan hangat, sekaligus kalem dalam kisah kelam. Keahliannya dalam memotret gambar membuat hal-hal kecil pun bisa jadi poin menarik.
Tompi dan tim Beyoutiful Pictures memanfaatkan satu lokasi saja. Ini menjadi salah satu strateginya menghasilkan karya film dalam suasana pandemi dan PPKM yang tak kunjung selesai. Dia menyiasatinya dengan banyak adegan one shot. Hasilnya, kisah yang disajikan tak bertele-tele, cepat panas, dan menghadirkan klimaks mind-blowing yang membekas.
Perkembangan karakternya benar-benar mengejutkan. Saking kompleksnya, karakternya seakan jadi gambaran dalam teori Kebohongan Interpersonal dari Buller dan Burgoon. Ada tiga strategi berbohong, yakni falsification (menyalahkan orang lain), concealment (menyembunyikan rahasia), dan equivocation (mengalahkan perhatian). Ketiganya disampaikan Ariel yang membayar tuntas rasa antusias kita melihat comeback-nya di dunia akting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lalu, ada Anya yang gemes-gemes bikin sebel dan merasa enggak bersalah sudah jadi pelakor yang merusak rumah tangga orang. Penampilannya memang cuma sebentar, di akhir film Selesai bahkan, dia masih merasa berhak atas kebahagiaannya dengan jadi istri Broto.
Secara garis besar, film ini agak tergesa-gesa di akhir. Selesai menyajikan problem pasangan yang berasal dari nafsu masing-masing individu. Konflik ini bisa saja dialami oleh banyak orang di luar sana, yang makin diperkeruh dengan masalah-masalah akibat pandemi.
Film ini menyoroti perjalanan awal kehidupan rumah tangga yang kadang tidak selalu berjalan mulus. Rasa kecewa, sedih, dan marah bercampur menjadi satu. Kesabaran menjadi kunci #SaatCintaBerujungSalah terjadi, tapi bila kesabaran sudah tak tersisa, kata 'Selesai' mungkin menjadi pilihan yang paling tepat untuk menyudahi segalanya.
Reporter: Mei Nurkholifah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi