Optika.id - Hadirnya berbagai platform digital tak dapat dipungkiri mempermudah berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dalam konteks mencari lowongan kerja bagi para jobseeker atau pencari kerja. Ironisnya, kemudahan ini juga turut dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang tak bertanggung jawab untuk menyebarkan lowongan kerja abal-abal.
"Secara psikologis, orang yang sangat terdesak mencari pekerjaan cenderung kurang fokus dalam memeriksa iklan lowongan, sehingga kurang teliti dan antisipatif terhadap modus penipuan yang mungkin terjadi. Situasi ini lah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum perusahaan palsu," kata direktur JobStreet Indonesia Varun Mehta, Rabu (30/11/2022).
Baca Juga: Lowongan Kerja PT Sucofindo Dibuka, Begini Cara Daftar Pegawai BUMN
Dampak dari lowongan kerja palsu di antaranya yakni mempengaruhi kondisi psikologis para jobseeker sehingga akhirnya mereka kehilangan semangat dan merasa frustasi dalam mencari pekerjaan. Sebenarnya, lowongan kerja palsu bisa dengan mudah dikenali melalui ciri-ciri berikut seperti yang dirangkum dari berbagai sumber oleh Optika.id, Rabu (30/11/2022):
Pekerjaan yang Ditawarkan Cenderung Tak Realistis dan Terlalu Sempurna
Lowongan kerja bisa dijadikan indikasi penipuan apabila menawarkan skenario yang terlalu bagus misalnya tugas ringan namun gajinya besar dan tak sebanding dengan pekerjaan umum lainnya.
Oleh sebab itu, para pencari kerja harus mengecek kredibilitas alamat, nomor telepon perusahaan dan rekam jejak perusahaan tersebut di mana saja, termasuk mesin pencarian seperti Google. Ketika meriset suatu perusahaan dan pekerjaan, terlebih dulu harus mencari tahu soal informasih seputar posisi yang ditawarkan seperti deskripsi pekerjaan atau gaji.
Hanya Tercantum di Media Sosial
Para pencari kerja patut merasa ragu apabila perekrut menghubungi kandidat melalui media sosial. Biasanya, perekrut dari perusahaan yang resmi hanya berkomunikasi melalui telepon, email, atau aplikasi lowongan kerja maupun platform yang menampilkan identitas mereka yang sebenarnya.
Beberapa perekrut mungkin mengirim pesan melalui media sosial sebelum beralih ke sarana komunikasi yang lebih formal.
Email yang Mencurigakan
Namun, tak lantas berkomunikasi melalui email yang terkesan professional pun aman dan otomatis menandakan bahwa perekrut tersebut sah. Para pencari kerja harus cermat dalam hal ini dengan teliti isi lowongan kerja dan alamat email para perekrut.
Baca Juga: Rekrutmen Awak Kabin Haji Garuda Indonesia Tahun 2025
Perekrut Menanyakan Informasi Pribadi dan Mengorek Privasi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perekrut yang sah dan tidak abal-abal biasanya hanya tertarik pada hal-hal yang ada di CV yang disertakan oleh pelamar sebelumnya. Misalnya, latar belakang pendidikannya, keahliannya, maupun pengalaman kerja sebelumnya. Para pencari kerja harus waspada apabila perekrut meminta lebih banyak informasi pribadi yang membuat mereka tidak nyaman seperti status hubungan yang menjurus ke hal-hal yang sifatnya privasi.
Apalagi, banyak di antara mereka yang meminta dokumen resmi seperti KTP, SIM, Kartu Keluarga (KK), Ijazah, Transkrip nilai, maupun NPWP secara detail dan rinci.
Data-data seperti itu, pada lowongan kerja yang sah, biasanya diminta ketika sudah melewati tahap wawancara.
Tawaran Dadakan Tanpa Melamar di Perusahaan
Kendati zaman sudah berubah, namun para pencari kerja patut waspada apabila ada orang yang menghubungi dan menawarkan pekerjaan. Apalagi jika jobseeker tidak pernah merasa melamar ke tempat tersebut.
Baca Juga: Lowongan Pegawai BLUD RS Pratama Kota Yogyakarta
Perekrut 'Memalak' Kandidat
Pencari kerja harus waspada jika perekrut meminta uang dengan janji akan mendapat gaji yang lebih besar pada kemudian hari. Jika harus membayar untuk melamar pekerjaan, hampir dipastikan bentuk lowongan tersebut adalah lowongan kerja palsu.
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi