Alasan yang Dibuat-Buat

author Seno

- Pewarta

Minggu, 18 Des 2022 20:45 WIB

Alasan yang Dibuat-Buat

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Percobaan Pembunuhan Ke 2 Terhadap Trump

Optika.id - Pada tahun 2003 ratusan ribu tentara Amerika Serikat atas instruksi presiden George W. Bush Jr. menyerang dan menginvasi Iraq. Dalam penyerangan itu tentara Amerika Serikat dibantu tentara dari Inggris, Australia dan Polandia.

Pemerintahan Iraq dibawah kepemimpinan almarhum Saddam Husain dituduh Amerika Serikat membangun dan membuat Senjata Pemusnah Massal atau Weapon of Mass Destruction.

Sebelum penyerbuan ke Iraq pemerintah Amerika Serikat lewat Menteri luar negeri Collin Powel meyakinkan dunia dalam sidang PBB bukti-bukti bahwa Iraq sedang membangun senjata pemusnah massal dengan menunjukkan berbagai bukti.

Perang antara Amerika Serikat dan sekutunya melawan Iraq itu berakhir pada tahun 2011 dengan korban dipihak Iraq lebih dari 70.000 orang tentaranya meninggal dunia, presiden Saddam Husain ditangkap dan mati ditiang gantungan dan negeri Iraq hancur porak poranda sampai sekarang.

Ternyata diketahui bahwa berbagai tuduhan Amerika Serikat terhadap Saddam Husain dan pemerintah Iraq itu adalah palsu.

Dari berbagai laporan intelijen Iraq tidak membuat senjata mematikan seperti yang dituduhkan. Amerika Serikat memang terbukti menggunakan alasan-alasan yang dibuat-buat agar dapat menyerang Iraq dan menguasai ladang-ladang minyak milik Iraq.

Sekutu dekat presiden Bush yaitu Tonny Blair Perdana Meneteri Inggris mengikuti jejak Bush yaitu melakukan kebohongan pada dunia bahwa Iraq membangun senjata pemusnah massal.

Pada tahun 2018 Presiden Donald Trump memerintahkan militer Amerika Serikat - bersama dengan Prancis dan Inggris - untuk melancarkan serangan ke Suriah dengan berbagai senjata rudal sebagai pembalasan atas dugaan serangan senjata kimia oleh rezim Presiden Bashar al-Assad di pinggiran Damaskus.

Serangan itu berdasarkan laporan media dan LSM bahwa pasukan Suriah telah menggunakan bom kimia membunuh warganya sendiri, salah satu bukti alasan penyerangan itu adalah video yang menayangkan orang-orang dewasa dan anak-anak kecil Suriah sedang disemprot air oleh beberapa orang untuk menghilangkan residu bom kimia.

Baca Juga: Asosiasi Pengusaha Juga Dipecah – Belah Seperti Parpol

Ternyata bukti-bukti yang ditampilkan Amerika Serikat itu hanyalah rekayasa belaka. Pihak Rusia sebagai sekutu pihak Suriah menampilkan bukti-bukti rekayasa itu. Dalam insiden ini pemerintah Amerika Serikat membangun alasan yang dibuat-buat agar bisa menyerang Suriah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

kebohongan yang diulang-ulang cukup sering itu akan menjadi kebenaran", itu adalah adalah hukum propaganda yang sering diucapkan tokoh Nazi Joseph Goebbels semasa perang dunia II dulu. Di antara para psikolog hal seperti ini dikenal sebagai efek "ilusi kebenaran".

Di negara kita saat ini muncul kejadian seperti dua cerita nyata diatas yaitu adanya beberapa tokoh nasional dari Ketua MPR, Ketua DPD, Ketua Partai Politik, para bzzer, kaum akademisi membuat alasan-alasan yang dibuat-buat tentang perlunya jabatan presiden Jokowi dilanjutkan tiga periode dan bila perlu Pemilihan Presiden tahun 2024 nanti itu ditunda.

Alasan yang dikemukan dikemukakan berkali-kali sehingga menjadi Nampak suatu kebenaran. Alasan-alasan itu antara lain bahwa kinerja presiden Jokowi dibidang ekonomi sangat mengesankan sehingga layak pak Jokowo harus memimpin negeri ini tiga periode, ada yang beralasan bahwa kinerja pak Jokowi yang mengesankan itu terkendala oleh pandemi covid-19 tahun 2020-2021 sehingga wajar pak Jokowi diberikan perpanjangan tiga periode untuk meng-kompensasi masa jabatannya yang terganggu pandemi itu.

Sampai-sampai ada meme bernada guyonan tentang hebatnya kinerja pak Jokowi dengan mengkaitkan kejadian berhasilnya tim kesebelasan Marokoo di Piala Dunia di Qatar antara lain bahwa Tim Maroko tidak pernah berhasil dalam Piala Dunia dan baru dalam masa pemerintahan Jokowilah tim kesebelasan Marokko itu berhasil maju di babak semi final

Baca Juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

Untuk mencapai tujuan itu para tokoh itu mengungkapkan perlunya UUD 1945 yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua kali di amandemen. Malah ada yang menuduh bahwa tujuan itu bisa tercapai bila dimunculkan skenario huru-hara dimana-mana agar ada alasan Pemilu 2024 ditunda demi masalah keamanan negara.

Pendapat atau keinginan para tokoh itu tentu ditentang oleh banyak pihak karena itu melanggar Konstitusi Negara bahkan ada yang memberi label kepada mereka sebagai teroris konstitusi.

Media Optika ini tanggal 17 Desember 2022 melaporkan- Abdul Mu'ti Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta para tokoh elite politik menghentikan wacana perpanjangan masa jabatan presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga tiga periode.

"Sebaiknya para elit tidak perlu mewacanakan berbagai kemungkinan atau skenario perpanjangan masa jabatan Presiden atau Presiden tiga periode," Mu'ti dalam cuitan akun Twitternya @Abe_Mukti, Sabtu (17/12/2022). Mu'ti mengatakan ketentuan UUD 1945 tentang masa jabatan Presiden sudah jelas mengatur hanya dua periode. Karenanya, sudah tidak perlu ada tafsir ulang, perubahan, atau penambahan pasal UUD 1945.

Selain pak Muti banyak ahli juga memiliki pendapat yang sama dan saya diantara jutaan rakyat Indonesia juga menyetujui pendapat mereka.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU