Indonesia Kembali Gagal Masuk Shortlist Piala Oscar

author Haritsah

- Pewarta

Kamis, 22 Des 2022 22:55 WIB

Indonesia Kembali Gagal Masuk Shortlist Piala Oscar

Optika.id - Indonesia kembali mengalami kegagalan untuk masuk dalam shortlist Academy Awards atau yang dikenal sebagai ajang Piala Oscar. Untuk ke 24 kalinya Indonesia mencoba, dan ke-24 kali pula gagal.

Film Ngeri Ngeri Sedap (2021) dipilih untuk langkah awal memasuki kategori Best International Feature Film, sejak pertama kali mencoba sejak 1987 lewat Nagabonar.

Saat pertama kali diumumkan pada September 2022, keputusan Komite Seleksi Oscar Indonesia 2022 yang dikepalai oleh Deddy Mizwar itu sebenarnya sudah mengejutkan.

Keputusan Komite itu diragukan bukan karena film garapan Bene Dion dinilai kurang layak, namun kurang mempertimbangkan aspek aspek yang diperlukan, melakukan kurasi dari segi isu, wacana kontemporer dan ciri khas umum film festival.

Ngeri-Ngeri Sedap memang tidak diragukan secara estetika namun sangat kurang pengalaman di festival film internasional, dan sejatinya sudah kalah sebelum bertarung. Untuk melihat sejauh mana festival film internasional dengan peluang dilirik oleh juri Oscar, penulis lampirkan shortlist film yang masuk tahun ini.

1. Corsage (Austria)

- Cannes Film Festival 2022

- San Sebastián International Film Festival 2022

- London Film Festival 2022

- Chicago International Film Festival 2022

2. Close (Belgia)

- Cannes Film Festival 2022

- Sydney Film Festival 2022

- Chicago International Film Festival 2022

3. Return to Seoul (Kamboja)

- Cannes Film Festival 2022

4. Holy Spider (Denmark)

- Cannes Film Festival 2022

5. Saint Omer (Prancis)

- Venice Film Festival 2022

- London Film Festival 2022

- Chicago International Film Festival 2022

6. All Quiet on the Western Front (Jerman)

- Toronto International Film Festival 2022

7. Last Film Show (India)

- Tribeca Festival 2021

- Beijing International Film Festival 2021

8. The Quiet Girl (Irlandia)

- Berlin International Film Festival 2022

- Busan International Film Festival 2022

9. Bardo, False Chronicle of a Handful of Truths (Meksiko)

- Venice Film Festival 2022

10. The Blue Caftan (Maroko)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

- Cannes Film Festival 2022

11. Joyland (Pakistan)

- Cannes Film Festival 2022

- London Film Festival 2022

12. EO (Polandia)

- Cannes Film Festival 2022

13. Decision to Leave (Korea Selatan)

- Cannes Film Festival 20222

14. Cairo Conspiracy (Swedia)

- Cannes Film Festival 2022

Dari daftar yang sudah disebutkanMayoritas film yang masuk shortlist terlibat dalam kompetisi atau minimal terpilih untuk tayang di lima festival film besar dunia, yaitu Cannes (Prancis), Venice (Italia), Berlin (Jerman), Toronto (Kanada), dan Sundance (Amerika Serikat).

Sementara itu, ada beberapa festival film lainnya yang juga populer di kalangan sineas, yaitu Tribeca (Amerika Serikat), Busan (Korea Selatan), dan London (Inggris). Di berbagai festival besar dunia itulah sebenarnya kebanyakan juri the Academy Awards berasal.

Secara logika, jika film Indonesia ingin disorot oleh ajang internasional seperti Academy Awards, maka sebuah keharusan bagi film tersebut pernah bertengger di lokasi yang memiliki banyak sineas internasional.

Faktanya, Ngeri Ngeri Sedap tercatat belum pernah didaftarkan untuk mengikuti festival film internasional. Bahkan di ajang Piala Citra Festival Film Indonesia 2022, film ini tak membawa pulang satu piala pun.

Di sisi lain, ada film Indonesia rilisan 2021-2022 yang memiliki pengalaman festival film internasional, misalnya Before, Now & Then (Nana) yang tayang di Berlin International Film Festival bahkan memenangkan Silver Bear dan dapat nominasi Golden Bear untuk Best Film.

Kemudian ada Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas yang masuk daftar official selection Toronto Film Festival, Busan International Film Festival, dan London Film Festival.

Sehingga ketika Komite Seleksi Oscar Indonesia 2022 memutuskan Ngeri Ngeri Sedap ke Academy Awards, jelas menjadi sebuah pertanyaan, apa yang mendasari mereka memutuskan hal tersebut? Dalam pernyataan ke media pun, Komite tidak menjabarkan alasan film itu dipilih. Mereka hanya menyebut bekerja selama sebulan untuk memilih wakil Indonesia dari puluhan film.

Komite Seleksi Oscar Indonesia 2022 diketahui berisi Deddy Mizwar, Zairin Zain, Armantono, Cesa David Luckmansyah, Garin Nugroho, Ilham Bintang, Niniek L Karim, Slamet Rahardjo, dan Yadi Sugandi. Namun Garin dan Yadi disebut tak terlibat dalam pemilihan keputusan film wakil Indonesia.

"Inilah maksimal yang dihasilkan Komite Seleksi Oscar Indonesia, selebihnya mari kita mendoakan bersama semoga tahun ini film kita itu bisa berjaya di ajang Oscars," kata Deddy Mizwar dalam pernyataan ke media, September lalu.

Ucapan Deddy Mizwar sepertimenggambarkan banyak lembaga pengasuh perfilman di Indonesia tidak cukup mumpuni dalam upaya memajukan dan mempromosikan film Indonesia.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan selain berdoa, wakil Indonesia ke Oscar juga butuh hal teknis lainnya, salah satunya adalah perhitungan yang matang dan dukungan logistik untuk promosi.

Kemungkinan besar film yang sudah melanglang buana ke berbagai festival film internasional pun belum tentu bisa lolos daftar pendek Oscar, apalagi nominasi.

Setidaknya komite seleksi oskar melakukan riset yang mumpuni terkait film indonesia yang hilir mudik di festival pun gagal jadi nominasi Oscar, seperti Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2018) yang pernah masuk Cannes, Kucumbu Tubuh Indahku (2019) yang masuk Venice, Impetigore (2020) di Sundance, dan Yuni (2021) yang masuk Cannes.

Seandainya film tersebut memang gagal, kegagalan itu bukan karena Indonesia diwakili film yang tak melakukan persiapan dalam sebuah festival film yang diikuti sineas dari seluruh dunia.

Lembaga pengasuh perfilman Indonesia ada baiknya lebih gencar lagi mempromosikan dan mendorong film lokal tayang dan berkompetisi di berbagai festival film di dunia. Bukan hanya sekadar untuk menambah peluang dilirik juri Oscar, tetapi juga merangsang peningkatan kualitas film dan sineas lokal.

Semakin sering berkompetisi, maka sineas lokal akan makin terpacu untuk membuat film yang mungkin saja suatu hari nanti bisa 'memecahkan telor' Indonesia ke Oscar, terlepas dari filmnya apakah bertema budaya atau komedi sekalipun.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU