Peluang Ruang Politik Uang dalam Sistem Proporsional Terbuka

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Kamis, 05 Jan 2023 11:02 WIB

Peluang Ruang Politik Uang dalam Sistem Proporsional Terbuka

Optika.id - Indikator Politik Indonesia menyebut jika sistem proporsional terbuka dan tertutup mempunyai plus dan minusnya masing-masing. Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, sistem proporsional terbuka rentan membuka ruang bagi politik uang.

Baca Juga: Survei Terbaru: Prabowo Unggul 60,1 Persen, Ganjar 17,2 Persen, Anies 14,9 Persen

Burhanuddin menjelaskan jika sistem proporsional terbuka membuat strategi kampanye lebih bersifatintraparty competitionatau kompetisi intrapartai.

Jadi, pertarungan antarcaleg (calon legislatif) dalam satu partai, karena caleg tidak punya insentif untuk menjual partai. Karena kan pertarungannya antarcaleg dalam satu partai, dan karenanya diferensiasi lebih bersifat individual dan pada titik itu akhirnya diferensiasi dilakukan dengan pendekatan patronase, ucapnya, dalam konferensi pers, Rabu (4/1/2023).

Kendati demikian, dia menyampaikan beberapa cara untuk mengatasi politik uang tidak hanya dengan mengubah sistem proporsional terbuka lalu menjadi proposional tertutup. Cara lainnya untuk mengantisipasinya yakni dengan memperkecil besaran daerah pemilihan (dapil).

Baca Juga: Usai Debat Cawapres, Survei Prabowo-Gibran Kalah Jauh dari AMIN dan Ganjar-Mahfud

Diketahui saat ini jumlah per dapil di tingkat nasional ada 3 hingga 10 kursi sedangkan tingkat lokal 3 12 dapil. Burhanuddin menegaskan bahwa jumlah ini harus dikurangi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengecilkan alokasi kursi per dapil, misalnya, tiga sampai enam. Itu efektif mengurangi tingkat politik uang, ujar dia.

Baca Juga: Survei Indometer Peroleh Hasil Gerindra Naik Signifikan, PDIP Justru Turun

Dengan demikian, sistem politik terbuka masih bisa digunakan sehingga akuntabilitas pemilih, dalam hal ini hubungan antara para caleg dengan pemilih, tetap bisa terjaga. Sementara jika sistem proporsional tertutup tidak memiliki hal tersebut sebab publik tidak mengetahui siapa bakal calon yang disodorkan oleh partai politik terkait.

Meskipun lagi-lagi tadi saya sebutkan, dampak politik transaksional itu harus jadi perhatian karena politik uang kita tertinggi nomor tiga di dunia. Jadi, poin saya adalah tidak ada resep mujarab yang bisa menyelesaikan pro-kontra proporsional tertutup atau terbuka. Masing-masing ada plus dan minusnya. Nah kita bisa cari mana yang paling ideal, kata dia.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU