Pemakaman Kristen di Palestina Dirusak, Warga Palestina Kecam Pemukim Israel

author Apip Nash

- Pewarta

Kamis, 05 Jan 2023 13:36 WIB

Pemakaman Kristen di Palestina Dirusak, Warga Palestina Kecam Pemukim Israel

Optika.id - Pada Rabu (4/1/2023) Warga Palestina mengecam pemukim Israel yang merusak pemakaman Kristen di wilayah pendudukan Yerusalem Timur.

Baca Juga: Israel Jatuhkan 80 Bom Demi Bunuh Hassan Nasrallah

Dua ekstremis Yahudi merusak pemakaman Kristen Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki pada hari Tahun Baru. Sebuah rekaman video dari CCTV mengungkap, dua pemuda dengan ciri jelas seorang Yahudi menghancurkan makam dan salib di pemakaman Protestan Yerusalem.

"Kami sangat sedih melihat apa yang terjadi selama liburan tahun baru ketika kami menemukan bahwa lebih dari tiga puluh batu nisan dan salib dihancurkan oleh setidaknya dua ekstremis Yahudi," kata Uskup Husam Naoum dari Gereja Anglikan kepada wartawan di pemakaman di mana aksi vandalisme terjadi.

Para pengacau juga menghancurkan batu nisan Uskup Anglikan Samuel Gobat, yang mendirikan pemakaman itu pada tahun 1848. Pemakaman yang terletak tepat di luar tembok Kota Tua, dekat Gerbang Jaffa, berisi kuburan para tokoh agama, Protestan Palestina, ilmuwan, dan petugas polisi Palestina sejak mandat.

Saya meminta tindakan diambil. Para pelaku dibawa ke hukum dan menjadi pelajaran bagi yang lain, kata Uskup Husam Naoum, seraya menambahkan bahwa tanah Gereja tidak bersengketa dengan para pemukim Yahudi.

Tindakan ini adalah vandalisme kedua terhadap Gereja Protestan dalam satu dekade. Uskup Naoum menyalahkan tindakan tersebut atas munculnya ujaran kebencian di masyarakat Israel.

Batu-batu nisan di pemakaman Protestan di Gunung Sion dirusak dan sejumlah tanda salib dicopot. Orang Kristen meyakini bahwa Perjamuan Kudus Terakhir Yesus terjadi di lokasi itu.

"Ini bukan hanya tindakan pengecut, tapi juga menjijikkan, dan tidak diterima oleh manusia mana pun," kata Uskup Agung Anglikan Hisam Naoum saat konferensi pers.

Para pengacau menargetkan banyak salib batu, yang menunjukkan, kata pernyataan Gereja, bahwa tindakan kriminal ini dimotivasi oleh kefanatikan agama dan kebencian terhadap orang Kristen. Dalam pesan Natal mereka, para pemimpin Gereja di Yerusalem menggambarkan suasana sedih yang terjadi di Yerusalem dan Tanah Suci.

Orang-orang Kristen Palestina semakin menghadapi 'serangan' atas kebebasan menjalankan agama mereka. Mulai dari serangan pribadi, pencemaran nama baik gereja dan kuburan.

Baca Juga: Indonesia Walk Out Saat Netanyahu Berpidato, Ini Kata Retno Marsudi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Serangan ini jelas menunjukkan kebencian terhadap orang Kristen di Kota Yerusalem, yang sepenuhnya kami tolak," katanya.

Naoum mendesak otoritas Israel agar membawa pelaku perusakan ke pengadilan.

Para pemimpin gereja juga telah memperingatkan bahwa kelompok-kelompok Yahudi radikal terus berupaya untuk merebut properti strategis di Christian Quarter of Jerusalem. Para pemukim Israel menggunakan kesepakatan curang dan taktik intimidasi untuk mengusir penduduk dari rumah mereka untuk mengurangi kehadiran orang Kristen.

"Kami berharap agar masalah ini tak terulang lagi, sebab Yerusalem adalah kota dari situs-situs suci," katanya.

Polisi Israel mengaku telah melakukan penyelidikan untuk kasus tersebut.

Baca Juga: Israel Dituding Jadi Dalang Ledakan Ribuan Pager di Lebanon

Ketua Mahkamah Agung Palestina Mahmoud al-Habash mengatakan serangan itu mencerminkan "mentalitas rasis" Israel.

"Serangan ini menunjukkan mentalitas rasis dan barbar Israel, yang tidak membedakan antara yang hidup dan yang mati," kata al-Habash dalam suatu pernyataan.

Kelompok Palestina penguasa Jalur Gaza, Hamas, meminta pertanggungjawaban Israel "atas ulah serangan ekstremis Israel terhadap pemakaman Kristen."

"Serangan dan penodaan pemakaman Islam dan Kristen di Yerusalem ini mengungkapkan identitas sesungguhnya pemukim Israel yang agresif terhadap warga (Palestina) serta tanah dan situs suci mereka," tulis pernyataan tersebut.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU